GARUT – Berbicara tentang minuman atau makanan, tak cukup hanya rasanya yang enak. Namun kita sekarang ini butuh minuman yang menyehatkan dan jauh dari bahan kimia. Lantas minuman seperti apakah yang dapat memenuhi rasa yang nikmat dan menyehatkan?. Tentu saja jawabannya adalah minuman herbal.
Seperti itulah yang tengah dicoba oleh kang Nur dan istrinya hj. Hani, warga Kabupaten Garut yang baru mendirikan kedai bernama “Kedai Menak Kang Nur” di Jalan raya Cipanas no. 58, ruko Praja Graha Indah Kav 3, Desa Langensari, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut.
Kang Nur dan istrinya berusaha menyadarkan masyarakat bahwa minuman herbal merupakan minuman terbaik dan menyehatkan.
Baca Juga:Pemkab Garut Targetkan Uang Setengah Miliar untuk Bantu PalestinaBupati Garut Sebut Pinjam di Bank BJB Bunganya Terlalu Tinggi
Pria bernama lengkap Nurholis Majid yang merupakan pensiunan PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Garut ini, tentu mengetahui betul tentang kesehatan. Selain latar belakangnya dari PNS di Dinas Kesehatan, kang Nur juga bergelut di bisnis obat herbal.
Dengan latar belakang pekerjaannya tersebut, Ia mengajak masyarakat untuk hidup lebih sehat dengan bahan-bahan alami (herbal). Hal itu yang menginspirasinya mendirikan kedai yang menyuguhkan minuman herbal tersebut.
” Optimisme untuk menghadirkan minuman sehat yang bersumber dari bahan alami, segar dan diminati masyarakat luas menjadi alasannya mendirikan kedai ini,” ujarnya
Selain itu, ada beberapa alasan lain kenapa kang Nur ingin mempopulerkan minuman herbal sekaligus menjadi alasan kenapa mengambil kata “menak” di kedainya.
Ia menceritakan bahwa di zaman dahulu, minuman herbal justru menjadi minuman yang terbaik dan dikonsumsi oleh bangsawan atau kaum menak. Dimana “menak” sendiri secara etimologis adalah keturunan darah biru atau ningrat.
” Kata menak secara etimologis adalah keturunan darah biru (ningrat). Yang memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakatnya. Untuk menjaga kesehatan, para menak memiliki kebiasaan minum dari bahan-bahan alami seperti rempah-rempah, madu dan kopi (herbal). Namun minuman sehat tersebut terasa asing dan jarang dikonsumsi oleh masyarakat,” ujarnya.
Kaum menak inilah yang kemudian mempopulerkan minuman herbal sehingga merakyat di tengah masyarakat. Misalnya seperti bajigur dan lain sebagainya.
Baca Juga:Pemkab Garut Kirimkan Kontingen Untuk Ikuti Porpemda XV Jabar 2023DPK Apdesi Cibatu Dukung Berdirinya Industri Karena Menyerap Tenaga Kerja
Saat itu minuman herbal justru dipandang sebagai minuman yang berkelas. Namun kondisinya di zaman sekarang ini justru terbalik. Minuman herbal lambat laun justru ditinggalkan dan kalah oleh minuman yang mengandung berbagai bahan kimia. Masyarakat justru lebih menyukai minuman ala Eropa yang banyak mengandung bahan kimia.