Namun selain itu, masyarakat yang menuntut adanya interpretasi baru yang tak menyimpang dari prinsip serta teks-teks keagamaan.
“Sebagian dari apa yang kita namai ajaran agama adalah hasil interpretasi ulama yang tentunya dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakatnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta budaya lokal,” Ungkap Beliau.
Buat itulah, mujaddid berperan buat mereaktualisasi ajaran. Meski demikian, tak mudah buat menetapkan siapa orangnya pada tiap abadnya. Karena, ada pula kemungkinan mujaddid tak hanya satu orang melainkan ada beberapa orang dalam 1 abad.
Baca Juga:Rudy Gunawan Apresiasi PT.Changshin Reksa Jaya Atas Penghargaan dari Kemenaker RIRudy Gunawan Rotasi 2 Pejabat Tinggi Pratama
Hal itu juga yang disebut Quraish Shihab versi nama-nama mujaddid dari tiap abadnya dapat bisa berbeda-beda.
Salah satunya yang disebut Ibnu Katsir di dalam Kitab Dala’il an Nubuwwah, mujaddid pada abad pertama Hijriah yang mencakup 4 belas nama tokoh. Tak cuman satu tokoh tiap abadnya.
Pendapat lain dari Imam As Suyuthi juga menyebutkan nama-nama mujaddid yang berbeda pula dalam potongan syair gubahannya. Terus, versi yang lainnya dapat bisa ditemukan dari Nawab Shidiq Hasan Khan yang menulis Kitab Hujaj al Kiramah.
Nawab Shidiq Hasan Khan yang merinci mujaddid setiap tahunnya termasuk nama-nama yang tak asing di kalangan muslim.
Mereka ialah Imam Asy Syafi’i serta Imam Ahmad yang disebut mujaddid abad ke-2, mujaddid abad ke-5 yaitu Imam Al Ghazali, mujaddid abad ke-7 ialah Ibnu Taimiyah, Imam As Suyuthi yang termasuk dalam mujaddid abad ke-10, serta Imam Mahdi sebagai mujaddid terakhir yang akan bisa memperbarui agama Islam.
Anda wajib tahu, mujaddid dalam islam yang datang 100 tahun sekali. Sekian semoga bisa bermanfaat informasi ini.