GARUT – Wisata baru di Kabupaten Garut yaitu Bukit Tegal Malaka menjadi tempat yang penting. Bukan hanya destinasi wisata baru saja, tapi juga mempunyai peran penting menjaga kawasan konservasi.
Bukit Tegal Malaka yang berada di kawasan Kampung Naringgul, Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, atau dekat dengan kawasan Cipanas ini merupakan perbatasan antara kawasan milik warga dengan kawasan Konservasi.
Anas Nasihin atau yang akrab disapa Abah Anom pengelola awal Bukit Tegal Malaka menjelaskan sejarah dibangunnya tempat wisata tersebut.
Baca Juga:Rasulullah Pernah Berdoa Agar Mencintai Kota Madinah dan Dijauhkan dari Wabah DemamWarga Kaget dan Menangis Lurah Jayawaras Alih Tugas, Begini Upaya Agus Bangun Sinergi Warga
Awal mulanya kata Abah Anom, banyak yang sudah mulai merambah galian C secara ilegal di kawasan Bukit Tegal Malaka. Hal itu membuat warga di bawah bukit itu menjadi ketakutan. Karena warga khawatir setiap hujan lebat akan terjadi bencana.
” Penduduk di bawah kalau hujan besar tidak bisa tidur karena di sini sudah banyak penggalian, penyerobotan,” ujarnya saat diwawancarai oleh tim siswa PKL Radar Garut belum lama ini.
Lama kelamaan banyak pula pengunjung yang datang, baik itu dari komunitas pecinta sepeda gunung, dan yang foto prewedding. Pengunjung tersebut banyak yang bertanya dimana warung untuk membeli minuman dan makanan.
Oleh sebab itulah Abah Anom pun berpikir untuk mendirikan warung di sana, kemudian diikuti oleh beberapa warga lain.
Selain bertujuan mencari nafkah, Abah Anom dan warga juga bertujuan keberadaan warung itu sebagai penghalang agar tidak ada aktivitas penggalian C di sana. Karena jika sudah ada yang menduduki tempat tersebut, maka aktivitas galian C ilegal itu akan takut.
Dari situ awalnya Bukit Tegal Malaka ini dinamakan dengan Kebun Bunga Matahari, karena di sana banyak ditanam bunga matahari.
Abah Anom menceritakan waktu pendirian warung itu sekitar tahun 2019 waktu awal munculnya covid-19.
Baca Juga:Wabup Garut Sebut Bencana Kekeringan Sangat Memberatkan Masyarakat MiskinBanyak Pengaduan Terhadap RSUD Ciamis, AMMPP Lakukan Audiensi
” Alhamdulillah beberapa tahun muncul kelompok pemuda, masyarakat di sini yang mengatasnamakan Karangtaruna mau ikut mengelola. Ya terserah, asal dikelola baik-baik,” ujar Abah Anom.
Akhirnya diubahlah nama tempat tersebut dengan Bukit Tegal Malaka.
Pihak Kehutanan sendiri akhirnya memberikan izin untuk mendirikan warung-warung di kawasan tersebut.