dr. Zaidul Akbar Sarankan Kurangi Makan Nasi Putih, Apa Sebabnya?
RADAR GARUT – dr. Zaidul Akbar menyarankan agar mengurangi makan nasi putih. Ada apakah dengan nasi putih, apakah berbahaya?
dr. Zaidul Akbar mengatakan, manusia itu memang butuh karbohidrat, Hal ini memang tidak bisa dipungkiri. Namun yang perlu dipahami, sumber karbohidrat itu menurutnya tidak hanya ada pada nasi saja.
Banyak sumber karbohidrat yang bisa memberikan kebutuhan tubuh, seperti misalnya jagung, kentang, umbi-umbian, sorgum dan lain sebagainya.
Baca Juga:Dapat Uang Resmi dari Google Hanya Menjawab PertanyaanPunya 4 Uang Koin Kuno Ini? Bisa Dihargai Mahal
Lantas apa masalahnya dengan karbohidrat pada nasi putih? dr. Zaidul Akbar menerangkan bahwa nasi putih yang beredar di masyarakat sekarang ini sebetulnya sudah banyak kehilangan zat penting.
Nasi putih yang beredar sekarang ini sudah kehilangan sebagian besar mineral dan juga seratnya. Hal itu karena pengolahan atau penggilingan yang berulang kali menyebabkan kulit arinya terkelupas.
Hal itu membuat beras yang ada sekarang ini lebih banyak menyediakan kandungan gula saja ketimbang serat dan mineral penting.
Belum lagi jika beras itu sudah diolah sedemikian rupa menggunakan pewangi dan bahan lainnya yang berbahaya bagi tubuh. Hal itu akan memperburuk beban dalam tubuh.
” Gak makan nasi gak apa-apa. Tapi ingat kita tetap butuh karbohidrat. Namun karbohidrat sumbernya (bisa) dari kentang, bisa jagung,” ujarnya.
” Jadi sekali lagi ktia perlu memahami dulu, saya bukan melarang makan nasi, tapi beras sekarang itu sudah kehilangan sebagian besar mineral pentingnya, karena kulit terakhirnya sudah dibuang. Kalau nasi yang masih ada kulit arinya, seperti beras merah, beras coklat atau beras hitam itu kan gak masalah,” katanya.
Kalaupun memang terpaksa makan nasi putih, boleh-boleh saja, namun usahakan campurkan bahan lain yang mengandung serat. Misalnya menambahkan lada hitam, bawang merah, bawang putih, serai, cabe. Sehingga dengan menambahkan serat tersebut, nasi yang dimakan tidak menumpuk jadi gula.
Baca Juga:Punya Koin Kuno Rp25 Buah Pala? Jual di Tempat IniKolaborasi Pembangunan Ekonomi Inklusif pada Masyarakat Perhutanan Sosial di Provinsi DI. Yogyakarta
” Karena jika tidak makan dengan serat dia akan menumpuk jadi gula,” sambungnya.
Hal ini pula menurut dr. Zaidul akan mampu mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap impor beras. Karena sumber karbohidrat itu sebetulnya tidak selalu dari nasi putih. Banyak sumber lain yang juga mengandung karbohidrat.