RADAR GARUT – Jual Sekarang! Kolektor Ini Cari Koin Kuno Tahun 1971, Dihargai Rp20 Juta Per Keping. Apakah Anda masih memiliki koin kuno ini? Jika Anda masih memegang koin ini, Anda sangat beruntung.
Hanya menjual mata uang ini, Anda bisa mendapatkan uang tunai hingga 20 juta rupiah. Koin kuno senilai Rp 25 tahun 1971 kini gencar diburu para kolektor.
Harganya sama dengan motor bertransmisi otomatis. Semakin banyak orang yang tergila-gila dengan koin kuno di pasaran.
Baca Juga:Cari Kolektor Pembeli Uang Kuno? Ini Nih Nomor dan Alamat Lengkap Kolektor Koin Kuno Terpercaya!Disini Nih, Alamat Lengkap Kolektor Uang Koin Kuno, Langsung Cair Tanpa Persyaratan!
Tidak seperti jaman dahulu, jaman dahulu tidak terlalu memperhatikannya. Bahkan, ada yang membuangnya karena uangnya tidak bisa digunakan untuk belanja.
Sekarang para kolektor berdesak-desakan untuk mendapatkan koin kuno. Semakin kuno dan langka koin tersebut, semakin tinggi nilai yang melekat padanya.
Meski sudah tidak bisa diperjualbelikan lagi, koin-koin kuno tetap dicari oleh para kolektor dengan harga jual yang berbeda-beda, tergantung kelangkaan dan jenisnya.
Kini hobi mengoleksi koin-koin kuno tidak hanya sekedar bersenang-senang. Tetapi juga merupakan investasi yang menguntungkan.
Salah satu koin lawas yang dicari para kolektor saat ini adalah koin Rp25 tahun 1971.
Koin ini dijual dengan harga mahal. Bahkan, denominasi yang sebelumnya kecil dianggap tidak penting.
Namun kini koin ini menjadi incaran karena langka di pasaran. Koin kuno ini sudah tidak beredar lagi selama beberapa tahun.
Baca Juga:Jual Uang Koin Kuno Rp1000 Gambar Kelapa Sawit, Bisa Beli Sepeda MotorTempat Khusus Jual Beli Uang Koin Kuno Rp1.000 Gambar kelapa sawit
Inilah mengapa uang koin ini menjadi lebih sulit ditemukan dan harga meroket.
Di platform e-commerce, koin kuno ini dijual dengan harga antara Rp5 juta hingga Rp20 juta per keping, tergantung kondisi koin tersebut.
Selain faktor tersebut, para kolektor juga tertarik dengan koin-koin kuno yang memiliki kesalahan pencetakan atau pemotongan yang dikenal sebagai “kesalahan cetak” atau “kesalahan potong”.