SEBUAH kisah inspiratif muncul dari Kota Sidoarjo, yang terkenal sebagai pusat penghasil udang. Seorang wanita bernama Ibu Sujiati telah melakukan sesuatu yang membuat tetangganya terkagum-kagum.
Sebelumnya, Sujiati bekerja sebagai koordinator di sebuah pabrik sepatu dan barang sejenis. Namun, dengan tekad yang kuat, ia memutuskan untuk berhenti menjadi karyawan pabrik dan memulai usaha sendiri dengan menggunakan tabungan yang telah ia kumpulkan selama bekerja.
Berbekal keterampilan menjahit yang diperolehnya di pabrik, Sujiati mampu menghasilkan kerajinan kulit dan sepatu dengan standar merek yang dijual di pusat perbelanjaan.
Baca Juga:PNM Majukan Digitalisasi Sekolah dengan Adakan Ruang Pintar di GarutGangguan Listrik di 2023 Meningkat, PLN ULTG Garut Gencarkan Sosialisasi ke Pehobi Layangan
Pada tahun 2019, ia memulai usaha produksi kerajinan kulit, seperti sandal dan sepatu, bersama seorang temannya. Setelah dua tahun berjalan, Ibu Sujiati memutuskan untuk menjalankan usaha ini secara mandiri dengan mempekerjakan beberapa tetangganya.
Pada tahun 2020, banyak rekan kerja Sujiati di pabrik yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Ia merasa tergerak untuk mengajak 25 perempuan mantan karyawan pabrik tersebut bergabung dalam usaha produksi kerajinan kulit secara mandiri, seperti yang telah dilakukannya.
Namun, tidak seperti Sujiati yang telah menyisihkan uang tabungan untuk memulai usaha, rekan-rekannya tidak memiliki modal sama sekali. Dalam situasi ini, Ibu Sujiati tidak menyerah dan memutuskan untuk bergabung dengan PNM Mekaar, sebuah lembaga keuangan mikro, untuk mendapatkan modal tambahan. Ia juga membawa 25 rekannya untuk menjadi anggota kelompok yang dipimpinnya.
Bagi Ibu Sujiati, mengajukan pinjaman di PNM Mekaar terbukti mudah, dan ia merasa sangat terbantu oleh Account Officer (AO) yang mendampinginya dalam menjalankan usahanya.
“Ini adalah alasan utama saya bergabung dengan Mekaar dan mengajak teman-teman saya. Sebagai ketua kelompok, saya bertanggung jawab atas pembayaran cicilan mereka. Saya memilih anggota kelompok yang saya kenal selama bertahun-tahun dan tahu bagaimana kualitas mereka,” jelas Sujiati.
25 rekan kerjanya dengan senang hati membantu dalam produksi kerajinan kulit di rumah Sujiati dan membantu memasarkan produk kepada calon pembeli. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya dalam membantu wanita lain dalam masa sulit, Tuhan membuka jalan yang luas bagi usaha Sujiati.