GARUT – Deden, Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Garut menyampaikan, bahwa penyakit HIV-AIDS di Garut mengalami peningkatan pada tahun 2023 ini.
Deden mengatakan, kenaikan HIV-AIDS memang bukan hanya terjadi di Garut saja, tapi di setiap kabupaten.
“Karena memang kan basic kita penelitian ilmiahnya merujuk pada rencana strategi nasional,” Kata Deden, di Fave Hotel Garut, Rabu 28 Juni 2023.
Baca Juga:Daging Kambing Picu Kolesterol Ternyata Tidak Benar, Begini Pandangan Medis dan IslamKusnanto Jual Koin Kuno Miliknya Sebesar Rp450 juta, Ayo Intip
Dimana salah satu rencana tersebut mengatur terkait estimasi yang dikeluarkan oleh Kemenkes setiap Kabupaten Kota.
“Misalnya, pemerintah Indonesia memiliki standar data HIV yang ditemukan per periode pengukuranya biasanya dibuat Sosialisasi Survey Terpadu Biologis dan Prilaku (STBP) per 4 tahun sekali,” Ujarnya.
“Nah, data terkahir yang kita pakai di nasional itu STBP per tahun 2020, dimana salah satunya untuk kasus HIV AIDS itu ditentukan estimasi atau besaranya di Kabupaten Kota. Misalnya untuk Kabupaten Garut per STBP tahun 2020 itu adalah 1.618 ditemukan per akumulasi sampai Desember 2020,” Jelasnya.
Deden melanjutkan, PKBI melalui dukungan dari global fund baru ditemukan angka kasusnya sampai April tahun 2023 ini yakni 1.056 Kasus di Garut.
“Jadi semuanya dari 42 Kecamatan yang ada di Garut ini sudah ada angka kasus HIV AIDS itu,” Lanjutnya.
“Kalau dari kami berdasarkan dari byname by adress itu juga dilaporkan berdasarkan sistem yang ter screen dengan baik, tidak akan terdeteksi double data. Jadi kami sampai saat ini berdasarkan literasi di sistem kami itu valid,” Katanya.
Deden menyebutkan, bahwa kalau dibandingkan dengan sebelumnya memang ada peningkatan terkait penyakit ini.
Baca Juga:Resep Bumbu Sate Kambing yang Lezat untuk Idul AdhaJorge Jual Uang Kuno Miliknya Sebesar Rp7 Juta, Ini Daftarnya
“Setiap bulan ini kita menemukan angka di 20 sampai 30 kasus per bulan, setiap bulan mengalami kenaikan kasus,” Imbuhnya.
Deden menjelaskan, bahwasanya selama ini penyebab banyaknya angka kasus HIV-AIDS disebabkan oleh perilaku seks bebas, kalau untuk narkotika suntik bahkan sudah nyaris tidak ditemukan.
“Memang kalau dulu didominasi sampai sebelum tahun 2012 di Nasional. Virus HIV itu disebarkan melalui narkoba suntik, tapi sekarang perubahan perilakunya dari januari 2013 sampai sekarang nyaris tidak ditemukan dari narkotika suntik,” Pungkasnya. (Alle)