GARUT – Lebih dari 5 ribu warga tumplek memadati Lapang Jamaras Leuwigoong, Kabupaten Garut, Jumat malam (23/6). Mereka penasaran menyaksikan safari budaya Kang Dedi Mulyadi dan Ohang. Saking banyaknya penonton dan pedagang, tak ada lahan lapang yang kosong.
” Gelar safari budaya KDM dan Ohang di Jamaras untuk memeriahkan milangkala (hari jadi) Desa Leuwigoong ke-98. Melalui kegiatan ini, masyarakat terhibur dan diharapkan lebih mencintai desanya dan berkiprah membangun desa di segala bidang,” ungkap Kades Leuwigoong Andes Slamet.
Milangkala Desa Leuwigoong baru dimeriahkan saat ini, sesuai momentum terungkapnya sejarah Desa Leuwigoong dan terkait pemekaran desa. Bila sudah mengenal sejarah desa diharapkan partisipasi warga membangun desa lebih meningkat lagi.
Baca Juga:Koin Kerajaan Inggris dan Dollar Singapore Mau Dilelang IrnawatiDikaitkan dengan NII, Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Bilang Begini
Berdirinya Desa Leuwigoong bersamaan dengan Desa Margacinta dan Desa Dungusiku pada zaman Belanda. Nama Leuwigoong sudah ada sejak tahun 1919. Namun berdirinya Desa Leuwigoong sesuai fakta sejarah sudah 98 tahun. Bila ada pihak yang menyebut Desa Leuwigoong berusia 91 tahun, memiliki argumentasi lain.
Tumpleknya para penonton menyaksikan safari budaya KDM di Jamaras, sudah diprediksi. Terlebih masyarakat membutuhkan hiburan gratis. Saking membludaknya penonton, ruas jalan antara Pasar sampai Cibingbin padat dan macet, Jumat malam (23/6).
Ketika Dedi Mulyadi memasuki Lapang Jamaras menggunakan kendaraan khusus, disambut meriah para penonton. Kru KDM menyuarakan ” bapa aing datang” (bapak kita datang).Sebelumnya Kang Ohang sudah ada di tenda kehormatan lebih awal.
Kreasi safari budaya KDM di Lapang Jamaras, Jumat malam (23/6) diwarnai atraksi pemain kesurupan. Namun orang yang kesurupan bisa dipulihkan oleh kru KDM.(pap)