Hanya saja dalam hal ini Rina mengharapkan ada soliditas dan dibangun komunikasi yang baik dengan masyarakat.
Rina ingin agar dengan dibangunnya pabrik ini, manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh desa yang ada di Cibatu, bukan hanya dua desa yang menjadi tempat berdirinya pabrik. Walaupun Rina menyadari bahwa porsi dua desa itu tentu akan lebih besar dibanding desa lain.
Misalnya kata Rina, ketika berbicara tenaga kerja, pembagian pekerjaan, kemudian pembagian CSR, maka itu harus dirasakan oleh semua masyarakat Cibatu.
Baca Juga:Kasus DBD di Garut Bulan Ini Naik Hampir 2 Kali LipatSama dengan Ungkapan Ridwan Kamil, Wakil Bupati Garut Juga Perkirakan Indonesia Akan Memimpin Dunia di 2040
Sementara itu koordinator dari PT Silver Skyline Indonesia, Irwan setiawan wijaya menerangkan bahwa perusahaannya ini bergerak di bidang produksi alas kaki, yang pembangunannya berada di Desa Sindangsuka dan Mekarsari.
Menurut Irwan, dalam hal ini hanya terjadi miss komunikasi saja mengenai tuntutan warga untuk pemerataan.
Irwan menjelaskan, saat ini pihaknya masih tahap awal pembangunan. Oleh karena itu belum begitu banyak pekerjaan yang bisa dibagikan kepada seluruh warga Cibatu.
Hal itu membuat pihak perusahaan, sekarang ini hanya fokus untuk memberikan pekerjaan kepada warga di dua desa tersebut yaitu Sindangsuka dan Mekarsari.
” Selama ini kan kita cuma fokusnya di dua desa itu. Karena itu pekerjaan juga belum begitu banyak jadi kita juga belum bisa mendistribusikan ke yang lain-lain,” ujarnya.
Ketika ditanya soal berapa kapasitas karyawan yang akan dipekerjakan, Irwan menyebut bahwa kapasitas itu diperkirakan mencapai 7.000 orang. Namun sekarang di tahun pertama kemungkinan baru 500 orang yang akan direkrut.
“Tahapan sekarang ini kita cuma proses membangun saja dulu sementara kita juga mencari order,” ujarnya.