” Jadi jangan sampai yang hadir di sekolah tersebut kan anak anak yang belia, anak anak yang harus diberikan kenyamanan. Termasuk juga kalau mau bicara serius ini kan menjadi lingkungan yang memadai, ada tempat bermain, ada tempat olahraga, ada tempat upacara, dan ada tempat yang lain.” katanya.
” Jadi pendidikan itu kan tidak hanya sekedar bangunan. Tapi kan bangunan dan area di sekitar bangunan itu menurut saya secara ideal. Oleh karena itu bangunan saja rusak, halamannya tidak ada, kan ini juga jadi persoalan,” tutupnya.
Sementara itu Pengawas SD Kecamatan Bayongbong, Nazrul Ridwan S.Pd menjelaskan, di Kecamatan Bayongbong saat ini ada 13 sekolah SD yang mengalami kerusakan.
Baca Juga:Beberapa Kelas di MAN 1 Banjar Terancam Longsor, BBWS Diminta Segera TanganiBupati Garut Berikan Ultimatum, Jika ada Pungli dalam PPDB Kepseknya Diganti
Dari 13 sekolah itu 4 diantaranya sudah mendapatkan bantuan rehab, diantaranyaSDN 2 Hegarmanah, SDN 1 Salakuray, SDN 2 Mulyasari dan SDN 2 Mekarsari.
” Kalau yang ambruk kemarin Mulyasari, sekarang sudah mendapatkan RKB, kebetulan 2 lokal yang satunya harus dipindahkan karena kontrunya tidak sesuai, rawan bencana, dan sekarang sudah mendapatkan RKB dan satu lagi sudah direhab,” jelasnya.
Atas temuan sekolah rusak itu, pihaknya selalu mengajukan ke kabupaten dan memprioritaskan sekolah rusak tersebut.
” Setiap ada draf untuk pengajuan ke kabupaten saya lebih mengutamakan dan semua juga diajukan sekolah sekolahnya. Hanya kuota yang dtang ke kecamatan itu kan tegantung dari Dinas pendidikan,” katanya.
Pihaknya juga berbasis kepada dapodik dalam hal pengajuan bantuan tersebut sehingga diketahui mana yang lebih prioritas.
Selain itu Nazrul juga menyampaikan untuk SDN 3 Banjarsari yang sebelumnya pernah ambruk, sekarang kondisinya sudah rampung direhab.(bieby bagja)