Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan tanggapan mengenai kasus uang study tour SMAN 21 Bandung yang dibawa kabur oleh pegawai travel.
Menanggapi mengenai study tour, menurut Ridwan Kamil kegiatan itu tetap penting untuk dilakukan. Namun harus ada kehati-hatian.
Study Tour kata Ridwan Kamil, menjadi alternatif pembelajaran bagi siswa. Selama tidak memberatkan orang tua dan sesuai kesepakatan, hal itu tidak masalah dilakukan.
Baca Juga:Ridwan Kamil Ada 2 Pilihan, Siap Maju di Pilgub Jabar Atau DKI JakartaRidwan Kamil Beripan Pesan Pada PJ Bupati Bekasi Dani Ramdan
Namun saat menunjuk penyelenggaran, harus hati-hati jangan sembarangan memilih perusahaan pelaksana. Perusahaan tersebut harus dilihat dengan seksama dan lihat riwayat pekerjaan yang sudah dilakukan.
“Namanya study tour itu perlu saja karena semua ilmu itu tidak dapat di kelas. Tapi biasanya berdinamika kalau tidak profesional. Satu kalau penyelenggaranya tidak jelas, dua mencari profit bahkan saya selalu imbau kalau untuk study tour itu diatur saja oleh siswanya sendiri jangan pakai pihak ketiga,” kata Ridwan Kamil, (25/5).
“Jadi kuncinya itu selama tidak memberatkan karena kasihan ada siswa yang tidak mampu. Jadi kalau disebut apakah perlu itu, perlu, karena saya pernah sekolah dan itu menyenangkan. Tapi jangan memberatkan, mencari cara dikurangi pihak ketiga, mungkin anak-anaknya mengorganisasikan secara sendiri sehingga harga lebih murah,” ia melanjutkan.
Sementara itu, dari informasi yang beredar, ratusan siswa SMAN 21 Bandung gagal berangkat ke Yogyakarta untuk study tour. Hal itu karena uang yang sudah dikumpulkan lebih dari 30o juta rupiah, raib dibawa kabur oleh perempuan berinisial ICL (33). ICL ini merupakan karyawan lepas dari perusahaan PT Grand Traveling Indonesia (GTI).
ICL sudah ditangkap polisi pada Rabu (24/5) malam dan sedang menjalani pemeriksaan di Polrestabes Bandung.
Sementara itu pihak travel mengatakan, berdasarkan kesepakatan, pembayaran harus dikirimkan melalui rekening perusahaan setelah membayar uang tanda jadi sebesar Rp10 juta. Namun, pihak sekolah rupanya mengirimkan uang ke rekening ICL.