Kabupaten Cianjur berhasil menurunkan prevalensi stunting sebesar 20,1 persen. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka prevalensi stunting Kabupaten Cianjur berhasil turun dari 33,7 persen menjadi 13,6 persen.
Atas dasar itu, Kabupaten Cianjur terpilih menjadi tuan rumah kegiatan Petik Aksi atau Praktik Baik Audit Kasus Stunting Indonesia periode pertama yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia di Pendopo Kabupaten Cianjur, Selasa (28/3).
Kepala BKKBN Republik Indonesia, Hasto Wardoyo dalam sambutannya menyampaikan tentang peran strategis dari audit kasus stunting. Menurutnya, langkah tersebut penting dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Baca Juga:130 Kecamatan di Jabar Belum Mempunyai SMA dan SMK NegeriEfek Samping Kianpi Pil, Obat Herbal Berbahaya
“Termasuk perlunya kolaborasi serta peran serta semua pihak dalam pencegahan dan penurunan prevalensi stunting di Indonesia,” ujar Hasto Wardoyo.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Cianjur, Herman Suherman memaparkan berbagai strategi dan kebijakan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Cianjur. Di antaranya melalui linearitas penganggaran percepatan penurunan stunting melibatkan seluruh OPD serta pelibatan pihak swasta melalui CSR.
Di samping itu, Herman Suherman juga membeberkan beberapa terkait percepatan penurunan stunting seperti Gerasuting, dan Jufe atau Jumat Pemberian Tablet Fe kepada remaja putri dengan menggerakkan seluruh sektor termasuk Puskesmas.
“Kita mendatangi sekolah-sekolah untuk memastikan konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri termasuk pelibatan rumah sakit-rumah sakit yang ada di Kabupaten Cianjur dalam menindaklanjuti rujukan kasus-kasus yang ada dalam AKS tahun 2022,” tuturnya.
Menurut Herman Suherman, percepatan penurunan stunting perlu dilakukan seluruh pihak secara keroyokan atau bersama-sama. Ia juga menekankan perlu adanya aksi nyata dengan melakukan jemput langsung kepada sasaran yang tidak hadir di Posyandu untuk dilakukan pengukuran dan penimbangan sehingga cakupan sasarannya lebih luas.
Pemaparan dilanjutkan Sekretaris Dinas PPKB Kabupaten Cianjur yang menyampaikan tahapan-tahapan pelaksanaan AKS semester kedua Tahun 2022, rencana tindak lanjut, evaluasi tindak lanjut dan hasil dari dari intervensi diberikan kepada sasaran AKS yang cenderung memperlihatkan perbaikan yang positif.
Setelah selesai seluruh pemaparan, selanjutnya dilakukan pembahasan Project Officer bidang program satuan tugas percepatan penurunan stunting pusat. Kabupaten Cianjur memperoleh apresiasi penilaian sebagai wilayah dengan pelaksanaan audit kasus stunting terbaik se-Indonesia dalam Petik Aksi periode pertama mengungguli dua wilayah lainnya, yaitu Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, dan Kota Kendari Sulawesi Tenggara.