RADAR GARUT – Hari anti diskriminasi ini sejumlah pemuda Garut ikuti acara Youth Interfaith Camp untuk membangun toleransi dan keberagaman di wilayah priangan timur dan bertempat di Wisata Alam Jabal Nur, Tasikmalaya, (26/2/2023).
Pemuda saat ini diharapkan mampu untuk merespons kondisi sosial dan politik yang penuh konflik serta kekerasan terhadap agama. Hal ini dijadikan landasan untuk menjawab kegaduhan tersebut dengan menyalakan kembali semangat toleransi. Agama tidak boleh dijadikan alasan untuk bertikai.
Penyelenggara Kegiatan Youth Interfaith Camp Usama Ahmad Rizal mengatakan, dalam toleransi ini ketika interaksi dan penerimaan sosial sudah terbangun, maka akan memiliki modal sosial yang cukup besar untuk menciptakan suatu kondisi masyarakat yang inklusif. Ini dilakukan untuk menuju kondisi masyarakat yang setara dan semartabat.
Baca Juga:Rekomendasi Buku self-improvement Untuk Tingkatkan Diri8 Situs Pinjam Uang Online yang Aman
Priangan Timur merupakan salah satu daerah yang multikultural dan terdapat banyak kelompok keagamaan, kepercayaan, etnis dan budaya. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini didorong agar semua pihak mengakui dan menghargai anugerah keberagaman.
Senada dengan Rizal, Koordinator Sobat KBB Angelique Maria Cuaca mengungkapkan, kegiatan seperti ini sangat penting, apalagi situasi nasional menjelang pemilu 2024 ini ternodai dengan maraknya gelombang radikalisme dan intoleransi.
Seperti halnya pelarangan pembangunan madrasah yang dikelola oleh Ahmadiyah di Sukabumi, pembubaran ibadah yang dialami Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Bogor, dan pelarangan beribadah Gereja Protestan Injil Nusantara (GPIN) Filadelfia di Bandar Lampung.
“Membangun ruang interaksi seperti ini sangat penting untuk merawat keberagaman dan membangun solidaritas sebagai usaha untuk menghapus praktik diskriminasi dan intoleransi,” jelasnya.
Sementara itu, Ajat Sudrajat dari Sajajar menyampaikan, orang muda memiliki peran penting dalam mendorong dan memperkuat toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.
“Sebagai generasi yang terus berkembang dan terbuka terhadap perubahan, mereka memiliki potensi untuk mengatasi prasangka dan mempromosikan pemahaman yang lebih inklusif terhadap perbedaan,” ungkapnya.
Sebagai salah satu komunitas yang melibatkan orang muda dari berbagai lintas agama dan kepercayaan, Sajajar akan berupaya mengambil peran penting dalam mendorong kerjasama, toleransi, dan pemahaman antar kelompok.