RADAR GARUT – Seorang warga di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Pangandaran mengaku sempat disebut buronan lantaran tidak memiliki kartu tanda pendudukan pribadi (KTP).
Warga bernama Kosdiaman ini tinggal menetap di Dusun Sindangherang RT 02 RW 03 Desa Padaherang, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, bersama istri dan dua adiknya.
Kosdiman mengaku kehilangan dokumen penting pada 2012 lalu saat menjadi korban banjir di ibu kota Jakarta dan tak memiliki KTP sampai Saat ini.
Baca Juga:Debt Collector yang Bentak Polisi Berhasil Diamankan, Hanya Bisa Diam Tanpa KataAkhir cerita Doni Salmanan, Semua Aset Miliknya disita Negara
Saat itu keluarganya merantau dan tinggal di daerah Cengkareng dan mengadu nasib bekerja sebagai kuli bangunan.
Namun, setelah kehilangan semua dokumen pentingnya akibat bencana banjir, Kosdiaman merasa kesulitan tinggal di Jakarta saat itu.
Keluarganya juga tidak luput kerap menjadi sasaran razia yang dilakukan satpol PP. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Pangandaran Jawa Barat.
“Saya gak mau lagi harus kejar-kejaran sama petugas satpol PP, lantaran saya gak punya KTP. Jadi, kita sekeluarga memutuskan untuk pulang,” kata Kosdiaman, beberapa waktu lalu.
“Malah, tak jarang saya disebut buron. Lantaran, enggak punya KTP,” tambahnya.
Sebelumnya, Kosdiaman telah berusaha untuk meminta tolong dari mulai ke ketua RT sampai RW sampai mendatangi Kantor Disdukcapil Kabupaten Pangandaran tersebut.
Kosdiaman juga mengaku telah minta tolong kepada kepala dusun setempat dan sempat memberikan uang tebusan untuk jasa membuat KTP dari hasil menjual emas istrinya.
Baca Juga:Maraknya Pinjol Bikin Resah, Ini Tips Jitu Sebelum MeminjamRaffi Ahmad, Sultan Andara Yang Memiliki 5 Perusahaan
“Saya dulu gak punya uang sampai harus menjual emas punya istri tapi tetap enggak bisa. Jadi, sekarang saya malas ngurusinnya lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sindangherang, Hendar, membenarkan ada salah seorang warganya yang tidak memiliki KTP tersebut.
“Ya, benar, ada satu keluarga yang berada di tempat saya tidak memiliki KTP. Saya juga sudah berusaha untuk membantu membuatkan KTP tapi gak jadi-jadi” tuturnya.
Ia mengakui, seorang warga sempat memberi uang senilai Rp 60 ribu untuk mengurus pembuatan KTP pribadinya.