GARUT – Tepat pada Kamis 16 Februari 2023, Kabupaten Garut tepat menginjak usia ke-210 tahun. Banyak kemajuan di segala bidang yang sudah dicapai Kabupaten Garut. Namun demikian masih ada beberapa bidang yang dianggap belum maksimal. Salah satunya adalah perhatian terhadap kalangan perempuan.
Hal itu disampaikan, Ketua Umum Komunitas On The Way Wanita Hebat Garut (OTW Wahegar), Susi Sabion, ketika diwawancarai di kantor Redaksi Radar Garut, jalan Samarang-Hampor, Kecamatan Tarogong Kidul, Kamis 16 Februari 2023.
Susi Sabion menyebut, Pemerintah Kabupaten Garut sudah ada perhatian terhadap kalangan perempuan, namun kurang maksimal. Hal itu terlihat dari banyak sektor yang belum terisi oleh perempuan dari sisi peran dalam dunia kerja. Dalam arti, peran perempuan belum maksimal di semua sektor, baik pemerintahan dan swasta.
Baca Juga:Momen HJG, Yudha Anggota DPRD Garut Sempatkan Menolong Nengsih Korban Kebakaran di SingajayaNama Bayi Laki-laki Islami Masa Kini
Peran perempuan menurutnya masih banyak mengisi posisi-posisi bawah, seperti buruh, atau bahkan secara mandiri mengisi sektor kewirausahaan dengan menjadi pedagang kaki lima, atau bahkan jadi ibu rumah tangga yang tidak punya penghasilan sama sekali.
” Saya rasa para perempuan di Garut itu belum kelihatan keberpihakan pemerintah daerah ke perempuan. Kenapa? karena masih banyak perempuan yang menjadi tulang punggung keluarganya. Banyak yang jadi buruh, bekerja di sawah, atau dagang yang belum tentu penghasilannya,” ujar Susi Sabion.
Tak hanya itu, menurut Susi, Pemerintah Kabupaten Garut juga dinilai belum maksimal memberikan program pemberdayaan terhadap perempuan. Hal itu membuat perempuan di Kabupaten Garut tidak tahu harus mencari nafkah dengan cara yang layak dan benar.
Misalnya untuk kalangan single mom, banyak diantara mereka yang kemudian bingung mencari nafkah sehingga tak jarang menjurus ke dunia yang kurang baik.
Bahkan tak jarang kalangan perempuan di Kabupaten Garut yang kemudian lebih memilih meminjam uang ke bank emok untuk memenuhi kebutuhan atau menyambung wirausahanya. Yang pada akhirnya bank emok justru menjerat mereka.
” Jadi di sini saya miris dengan adanya bank emok. Itu berarti di sini Pemerintah belum menyentuh secara langsung bahwa ternyata kan mereka itu banyak yang tidak diperhatikan dengan permodalannya,” ujar Susi.