Berkat penerapan GCG yang kuat pula menurutnya masyarakat mempercayakan penyimpanan dananya di BRI yang mencapai Rp1.139,8 triliun. Dari total dana pihak ketiga tersebut, 65,4% bahkan merupakan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA). BRI pun mampu mengelola Risk Management yang baik dengan NPL terjaga 3,09% dan cadangan yang cukup memadai mencapai 278,8%. Sehingga pada periode tersebut BRI membukukan laba Rp39,3 triliun.
Dengan demikian, menurut Sunarso sejalan dengan dua visi besar BRI tersebut maka penerapan GCG menjadi salah satu cara bagi perseroan dalam menciptakan value perusahaan yang berkelanjutan bagi seluruh stakeholders. Sehingga BRI akan terus berkomitmen meningkatkan praktik GCG dan mendukung seluruh rencana dan startegi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam mewujudkan pasar modal yang kuat dan sehat.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Inarno Djajadi mengatakan dalam peta jalan pasar modal Indonesia 2023-2027 penguatan tata kelola menjadi salah satu enabler yang mendukung visi dan misi pasar modal. OJK memiliki target pengembangan kapitalisasi pasar modal mencapai Rp15.000 triliun atau sekitar 70% terhadap PDB Indonesia pada 2027.
Baca Juga:Satu Abad Observatorium Bosscha, Ridwan Kamil Sebut Cagar Budaya Dunia yang Perlu DijagaHadiri Syukuran Enam Muara, Wagub Uu: Nelayan Adalah Pahlawan Dalam Memenuhi Gizi Masyarakat
“Oleh karena itu kapasitas dan kualitas tata kelola khususnya bagi perusahaan tercatat di pasar modal diharapkan mampu memenuhi standar best practice di skala regional maupun internasional. Salah satu standar yang menjadi acuan penilaian tata kelola bagi korporasi di tingkat regional adalah ACGS,” ujar Inarno.
Dalam acara yang sama, Direktur Utama PT BEI Iman Rachman mengatakan tata kelola perusahaan yang baik, sebagaimana terlihat dari penilaian ACGS 2021 merupakan arahan top management dalam sebuah perusahaan yang membentuk kebijakan internal, disclosure informasi yang komprehensif dan mudah diakses oleh publik.
“ACGS merupakan ajang internasional yang dinantikan oleh perusahaan tercatat di regional Asean. Oleh karena itu merupakan suatu kebanggaan bagi pasar modal Indonesia melihat pencapaian perusahaan pertama pada Asean Top 20 Public Listed Companya atau PLC,” ujar Iman.
Oleh karena itu pihaknya berharap perusahaan tercatat Indonesia ke depan dapat terus menjaga performance serta penerapan GCG. Juga dapat meningkatkan standar tata kelola perusahaan agar perusahaan tercatat lebih kompetitif baik di dalam maupun di luar negeri.