Lebih lanjut, Presiden Jokowi mendorong kepala daerah supaya terus mengingatkan kepada puskesmas, posyandu di daerahnya agar aktif membantu calon ibu dan ibu yang memiliki balita, di antaranya mengingatkan mengenai anemia, hingga pentingnya ASI (Air Susu Ibu) eksklusif selama enam bulan.
Selain itu, Presiden mengingatkan pula yang tak kalah penting, yakni memonitor perkembangan ibu dan balita dengan bantuan teknologi.
“Karena setiap ibu harus diintervensi dengan cara berbeda. Platform teknologi informasi penting untuk memonitor mereka,” katanya.
Sukses turunkan “stunting”
Baca Juga:Hindari Macet, Ridwan Kamil Berlari Pakai PDHKomitmen HIMBARA Dukung Hilirisasi Industri
Presiden Jokowi pada kesempatan itu juga mengapresiasi Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat yang sudah memanfaatkan platform teknologi untuk memonitor _stunting_ .
“Aplikasinya seperti apa, yang lain tinggal tiru saja. (Prevalensi _stunting_ ) Sumedang 32 persen tiga tahun yang lalu, di tahun 2022 menjadi 7 persen,” sebut Presiden.
Platform digital itu bertajuk SIMPATI (Sistem Pencegahan Stunting). Platform tersebut menjadi katalisator dalam pencegahan _stunting_ di Kabupaten Sumedang pada sisi pengumpulan dan pelaporan data balita.
Aplikasi SIMPATI ini dapat digunakan oleh berbagai pihak mulai dari kader posyandu untuk melakukan pencatatan pemeriksaan berat badan dan tinggi anak, untuk pimpinan daerah, puskesmas, desa, dan dinas terkait lainnya untuk mendapatkan laporan menyangkut _stunting_.
Masyarakat umum/orang tua juga dapat memanfaatkan aplikasi ini untuk melakukan pengecekan status gizi anak.