Jakarta – BRI terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungannya dengan menyalurkan program-program yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan. Salah satunya melalui Program BRI Bertani di Kota atau BRInita, yaitu konsep bertani dengan memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.
Dalam program ini, BRI menyalurkan bantuan urban farming berupa pembangunan fisik seperti rumah tanaman atau green house yang dapat diaplikasikan dalam tiga model urban farming seperti metode veltikultur, metode hidroponik, dan metode wall gardening.
Metode veltikultur merupakan budidaya menanam secara vertikal menggunakan paralon atau botol secara bertingkat di ruang yang sempit. Adapun metode hidroponik merupakan budidaya menanam dengan menggunakan air tanpa tanah serta memperhatikan unsur hara. Sementara itu, metode wall gardening merupakan metode vertikultur namun menggunakan dinding sebagai media tanam.
Baca Juga:Bukti Nyata Kontribusi untuk Rakyat, BRI Bagikan Dividen Interim Rp.8,63 TriliunImpresif! Ini 10 Capaian BRI Sepanjang 2022
Ketiga model urban farming tersebut dapat menjadi wadah untuk tanaman-tanaman holtikultura yang bernilai ekonomi seperti sayur-sayuran, buah-buahan, bunga serta tanaman obat keluarga.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa nantinya, urban farming ini akan dikelola oleh kelompok wanita maupun masyarakat umum yang berada di wilayah tersebut. “Ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab BRI dalam mendukung kelestarian lingkungan, khususnya lingkungan yang padat penduduk” ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, Program BRInita dilaksanakan di berbagai wilayah Indonesia dengan melibatkan Ikatan Wanita BRI (IWABRI) sebagai pembina dan secara bertahap diimplementasikan di 18 Regional Office (RO) BRI di Indonesia. Sebagai tahap awal, program ini dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi di Jakarta yaitu di Kampung Bali, Jelambar, dan Sunter.
Tidak hanya bantuan infrastruktur, BRI juga melalukan pembinaan bagi penerima manfaat berupa pelatihan pengelolaan urban farming dengan menggandeng tenaga ahli/instansi terkait serta melakukan pembinaan berkala. Hal ini diharapkan mampu menambah nilai ekonomis seperti penjualan, pengelolaan, packaging dan pemasaran.
Catur menambahkan, program BRInita diharapkan dapat memberikan nilai ekonomis bagi rumah tangga, menambah keasrian lingkungan, serta memberikan aktivitas tambahan yang bermanfaat bagi para ibu dan masyarakat yang tinggal di kawasan padat pemukiman.