Kemudian Jampana yang berisi Kandaga (peti) ditandu oleh 4 orang pengusung dan diarak oleh para Juru kunci dengan didampingi oleh dua orang penjaga yang berada di depan rombongan dengan membawa pedang.
Setelah itu rombongan beriringan mengusung kandaga dimaksud, langkah demi langkah menaiki anak tangga menuju kompleks makam dengan diiringi Sholawat Nabi yang terus dilantunkan oleh rombongan pembawa benda pusaka.
Sesampainya di gerbang kompleks makam rombongan disambut dengan tim upacara penyambutan, biasanya oleh tim Qasidah atau Upacara Tradisional.
Baca Juga:Kampung di Majalengka ini Dikabarkan Rawan Gangguan TuyulPemuda Monitor Pencairan BLT BBM, BPNT di Garut, Jangan Sampai Ada Potongan dengan Dalih Tertentu
Setelah itu rombongan langsung menuju aula untuk menyimpan kandaga tempat benda pusaka tersebut disimpan.
Selanjutnya para peziarah dan para tamu undangan dipersilahkan untuk berkumpul di tenda-tenda yang telah disediakan oleh panitia pelaksana. Sementara para tamu undangan duduk di saung berukuran 4 x 4 meter.
Setelah semuanya berkumpul terlebih dahulu diadakan upacara seremonial yang dihadiri aparat pemerintah (mulai Camat hingga pejabat dari tingkat kabupaten, serta sejumlah anggota masyarakat luas yang sengaja datang sekadar menyaksikan upacara, atau juga yang sambil berziarah. Pada acara ini biasanya berisi sambutan, baik dari pejabat pemerintah maupun dari sesepuh Juru Kunci sendiri).
Setelah acara seremonial, seluruh Juru kunci, tamu undangan dan para peziarah dipersilahkan memasuki aula untuk bersama sama menyaksikan acara Pencucian benda benda Pusaka yang ada tersimpan dalam Peti (Kandaga).
Kemudian membaca doa yang dipimpin oleh para sesepuh makam, selanjutnya, kain penutup kandaga yang berwarna hijau dan satu persatu Pusaka dikeluarkan dan selanjutnya mulai dicuci (dimandikan) dengan menggunakan air “khusus” dicampuri minyak wangi khusus pula serta berbagai macam kembang/bunga.
Benda Pusaka tersebut dicuci dengan minyak khusus seperti minyak keletik, jeruk nipis untuk menghilangkan karat, dan minyak wangi. Biasanya seorang sesepuh juru kunci (kuncen) yang telah dipercayakan oleh 40 orang lebih anggota Ikatan Keluarga Juru Kunci (IKJK) makam keramat Godog diberi kewenangan penuh mengurus serta memandikan benda-benda pusaka pada upacara Ngalungsur tersebut.(Radar Cirebon/Radar Garut/fer)