“Sepanjang perjalanan menyusuri Nusantara, tanah itu berceceran. Di setiap tempat tanah itu berceceran, lahir Wali Songo,” kisahnya.
Baghkan ketika perjalanan menuju Gunung Suci di Garut, tanah yang dibawa Raden Kian Santang itu ternyata bergoyang. Atau dalam bahasa Sunda ngagodeg.
Dari sanalah kemudian lahir nama Godog, sehingga dinamai tempat pemakaman itu dengan makam Godog.
Baca Juga:Kampung di Majalengka ini Dikabarkan Rawan Gangguan TuyulPemuda Monitor Pencairan BLT BBM, BPNT di Garut, Jangan Sampai Ada Potongan dengan Dalih Tertentu
Di pemakaman Godog sendiri terdapat 9 makam dan salah satunya adalah Raden Kian Santang. Sementara makam yang lainnya adalah pengikut dan pengiringnya.
Hal itu tampak dari susunan makam yang ditata sedemikian rupa dan letaknya pun berurutan. Mulai dari pengiring pertama sampai ke delapan.
“Makam Syekh Sunan Rohmat Suci ada di atas gunung. Ditutupi bangunan dan cungkup kain,” tuturnya.
Di samping makam tersebut, ada ruangan yang diyakini menjadi tempat untuk menyimpan gundukan tanah yang dibawa dari Makkah.
Tradisi di Makam Godog
Setiap tanggal 10 sampai 16 Maulud, di pemakaman itu biasa dilaksanakan ritual Lungsur Pusaka. Pengunjung biasanya ramai ketika menghadiri acara tersebut.
Sebab ada upacara ritual yang dimaksudkan sebagai penghormatan dari masyarakat Sunda terhadap Sunan Godog.
Oleh karena ramainya pengunjung, di pemakaman Godog juga sudah disediakan tempat penginapan, mushola, toilet umum, warung makan hingga warung kopi.
Baca Juga:Misi Kemanusiaan Baguna DPC PDI Perjuangan Garut di CianjurBRI Mendapat Peringkat Tertinggi di Ajang ASRRAT 2022, Jadi Role Model Penerapan ESG
Tak jauh dari lokasi pemakaman juga ada kolam pemandian, tetapi tidak dibuka untuk umum. Dan menurut juru kunci. hanya orang tertentu saja yang bisa masuk.
Rangkaian Upacara Ritual Lungsur Pusaka
Melansir dari sipaku.disparbud.garutkab.go.id, upacara ada nglungsur pusaka Godog ini dimulai dengan berkumpulnya para kuncen atau juru kunci.
Mereka berseragam gamis putih, kemudian juga bersorban hijau berkopeah haji warna putih.
Sementara yang menggunakan gamis hijau bersorban putih dan bercelana hitam dengan kopeah haji berwarna putih adalah sebagai prajurit atau pengusung Jampana yang berisi Kandaga (peti tempat simpannya seluruh benda pusaka).
Kemudian seluruh kuncen yang berjumlah 40 orang berkumpul di sebuah masjid yang berada di bawah atau pintu masuk ke makam Godog.