RADARGARUT.COM –Restitusi adalah proses kolaborasi yang mengajak siswa untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapinya. Siswa diajak berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Gossen 1996).
Jika siswa tersebut melakukan pelanggaran, atau kesalahan, tindakan apa yang dilakukan oleh guru? Siapa yang mengingatkan? Apakah mereka harus kita beri hukuman atau dimaafkan saja?
Melalui restitusi kita dapat membantu siswa menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, serta memperbaiki dirinya setelah melakukan pelanggaran. Penekanannya adalah untuk menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai.
Baca Juga:Polisi Tangkap Selebgram Makassar Terkait Prostitusi Online, Sekali Main Rp2 JutaZinedine Zidane Akan Gantikan Deschamps Jika Perancis Gagal Mencapai Babak Semifinal Piala Dunia Qatar 2022
Restitusi membantu siswa untuk jujur pada diri sendiri dan memahami dampak dari kesalahan yang dilakukan. Misalnya di kelas ada siswa yang mengganggu teman hingga temannya marah dan menangis. Apa yang dilakukan guru?
Penerapan restitusi pada permasalahan semacam itu dan dengan mengembalikan siswa pada komitmen dan kesepakatan kelas yaitu siswa bersedia mentaati peraturan tata tertib sekolah dan tata tertib kelas yang meminta seluruh siswa menjaga ketertiban kelas.
Restitusi memberikan pilihan bukan paksaan, desakan atau tuntutan maupun bentuk lain dari suatu tekanan yang menyebabkan seseorang menjadi merasa tertekan.
Restitusi dianggap mampu memecahkan masalah peserta didik karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun bagaimana memaknai kesalahan sebagai suatu pembelajaran
2.Restitusi adalah tawaran bukan paksaan
3.Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
4.Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
5.Restitusi fokus pada karakter bukan pada tindakan
6.Restitusi fokus pada solusi
7.Restitusi mengembalikan siswa yang berbuat salah pada kelompoknya
Sangat penting bagi guru untuk menciptakan kondisi yang membuat siswa bersedia menyelesaikan masalah dan berbuat lebih baik lagi, dengan berkata, “Semua orang pasti pernah berbuat salah, namun..”, bukan mengatakan, “Kamu harus lakukan ini, kalau tidak kamu akan..”.
Dalam Segititiga Restitusi terdapat tiga langkah untuk dilaksanakan yaitu:
1) menstabilkan identitas;
2) validasi tindakan yang salah;
3) menanyakan keyakinan.
Langkah pertama pada bagian dasar segitiga adalah menstabilkan identitas.
Jika anak berbuat salah maka ada kebutuhan dasar yang belum terpenuhi. Bagian dasar segitiga restitusi memiliki tujuan untuk mengubah orang yang gagal karena telah berbuat kesalahan menjadi orang yang sukses.