Radar Garut – Vittorio Boiocchi, salah satu pemimpin ultras yang tewas ditembak diduga pernah memeras direktur Inter Milan saat transfer Ashley Young.
Il Corriere Della Sera melaporkan, Boiocchi memeras dan mengancam seorang direktur Inter Milan ketika Young bergabung dengan Nerazzurri pada Januari 2020.
Eksekutif klub belum memberi tahu pemimpin ultras tentang penandatanganan yang akan segera terjadi, mencegah kelompoknya menyambut pemain internasional Inggris itu di bandara setelah kedatangannya dari Manchester United.
Baca Juga:Waspada! Orang yang Belum Terpapar Covid-19 Lebih Rentan Tertular Varian XBB, IDI Sarankan IniMengenang Setahun Tahun Kepergian Vanessa Angel dan Bibi, Begini Kata Doddy Sudrajat dan H Faisal
“Kami akan mengubah taktik sekarang, kami akan mengambil hal-hal dengan paksa dan melihat apa yang terjadi,” kata Boiocchi yang marah selama panggilan telepon dengan direktur Inter saat itu, menurut Il Corriere.
Pihak berwenang Italia telah lama menyelidiki hubungan antara Nerazzurri dan grup ultras mereka, mencurigai bahwa raksasa Serie A berkolaborasi dengan grup tersebut dengan menawarkan tiket gratis atau kesempatan untuk menjual merchandise klub.
Namun, Jaksa Milan, Leonardo Lesti meminta untuk menghentikan penyelidikan yang melibatkan empat direktur Inter pada tahun 2021.
Leonardo Lesti mengatakan mereka adalah korban dari perilaku mengancam dan pemerasan dari para pemimpin ultras.
Salah satu direktur Inter Milan diduga mengatakan kepada pihak berwenang bahwa ia menderita tekanan psikologis Boiocchi.
Ia takut nyanyian ofensif atau melempar koin selama pertandingan yang dilakoni Inter Milan akan menyebabkan sanksi bagi klub.
Vittorio Boiocchi, merupakan salah satu pemimpin bersejarah ultras Inter Milan, ia ditembak mati dalam penyergapan di luar rumahnya di pinggiran Kota Milan pada Sabtu malam saat Inter bermain melawan Sampdoria di Serie A.
Baca Juga:Ultras Inter Milan Paksa Penonton Tinggalkan Stadion untuk Hormati Pemimpin Mereka yang Tewas DitembakAksi Mulia 2 Polisi Peduli Warga Ini Tuai Apresiasi Kapolres Metro Jakarta Barat
Pria berusia 69 tahun itu memiliki catatan kejahatan yang sangat panjang, pernah menghabiskan 26 tahun hidupnya di penjara karena kasus perdagangan narkoba, pencurian dan penculikan. (radartasik.com/pkl/Rendi)