RADARGARUT.COM – Istilah Jati ka silih ku junti adalah merupakan suatu paribasa dalam bahasa sunda yang mengandung arti kedudukan pribumi di kalahkan oleh kehadiran pendatang. Bahasa sunda adalah bahasa daerah yang dimiliki oleh suku sunda. Suku sunda adalah salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia yang kaya akan kekhasan dan keunikan.
Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman suku bangsa sehingga menjadikan negara yang kaya akan budaya. Keragaman budaya bangsa merupakan warisan bangsa yang harus kita lestrikan. Kebudayaan bersifat relatif sehingga selalu berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Era globalisasi merupakan era perubahan yang menuntut setiap manusia untuk ikut serta terhadap standar dunia. Kebudayaan dengan kerelatifannya secara tidak langsung harus mengikuti arah globalisasi.
Kaulinan barudak sunda adalah salah satu kekayaan budaya sunda. Ada begitu banyak jenis kaulinan barudak sunda, misalnya jajangkungan/égrang, gatrik, sapintrong, ucing sumput, pérépét jéngkol, bakiak, péclé, dan lain-lain. Anak-anak kita saat ini adalah merupakan generasi alpha yang jauh lebih mengenal lego, fuzzle, berbie, Mobile Legend, Fire fire, squishy, dan lain sebagainya sehingga tidak sedikit dari mereka yang tidak mengenal jenis-jenis kaulinan barudak sunda sebagai khasanah kebudayaannya.
Baca Juga:Cerita Horor Kitman Persija Saat Nginap di Hotel: Bulu Kuduk Berdiri!LKP Simphony Konsisten Garap Pendidikan Kecakapan Kerja
Pupuh adalah merupakan salah satu kekayaan suku sunda. Pupuh merupakan suatu penggabungan antara seni sastra dengan lagu sunda yang memiliki aturan dan pola-pola tertentu sehingga bisa menghasilkan suatu karya seni sastra yang sangat indah. Namun sayang, generasi alpha urang sunda jauh lebih mengenal pop, rock, koplo, K-POP, Tik Tok, dan lain-lain. Para orang tua akan merasa bangga jika anaknya fasih bernyanyi lagu K-POP dari pada menyanyikan pupuh.
Dalam tata cara berkomunikasi sehari-hari pun anak-anak kita yang nota bene merupakan urang sunda jauh lebih bangga menggunakan bahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing. Hal ini tidak bisa dihindari karena orang tua mereka pun jauh lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam keseharian bersama anaknya, meskipun tidak jarang percakapan yang mereka gunakan adalah percakapan dengan menggunakan bahasa karédok (perpaduan antara bahasa sunda dengan bahasa Indonesia).