Radar Garut – Sejarah Jembatan Cirahong menarik untuk disimak generasi masa kini.
Sejarah Jembatan Cirahong dibangun Belanda 1893, tepatnya 19 Agustus 1893. Sementara besinya didatangkan dari Eropa.
Pemasangan Jembatan Cirahong atau disebut Jembatan Citandui 1 dilakukan dilakukan pada tanggal 19 Agustus 1893.
Baca Juga:Obat Sirup Mengandung Etilen Glikol, BPOM dan Bareskrim Tempuh Langkah IniKuat Ma’ruf dan Ricky Rizal Tiba di PN Jaksel, Sambil Bawa Buku dan Tangan Diborgol
Dilansir dari heritage.kai.id, konstruksi Jembatan Cirahong didesain oleh kepala petugas bangunan Hesselink.
Jembatan Cirahong memilik tumpuan empat buah tiang. Rinciannya, dua tiang di tengah yang berupa tiang besi sedangkan kedua tiang lainnya dibuat dari tembokan semen dan batu.
Adapun jarak antara kedua tiang batu dan besi ialah 8 meter.
Saat pembangun fondasi dan pilar batu Jembatan Cirahong di bawah kendali Pengawas Kelas 1, E. G. Wijers.
Jembatan Cirahong Memiliki Berat 795 Ton
Sementara itu bangunan atas Jembatan Cirahong memiliki berat 795 ton dan pilar besinya seberat 195 ton.
Pembangunan Jembatan Cirahong tuntas pada tanggal 29 September 1893.
Adapun Jembatan Cirahong mulai digunakan atau dilewati kereta api pada pertengahan Desember 1893.
Jembatan Cirahong memiliki panjang 202 meter. Saat ini berada di bawah Daerah Operasi II Bandung.
Jembatan Cirahong dilewati kereta api jarak jauh jurusan Bandung-Yogyakarta-Surabaya dan Jakarta-Purwokerto melalui Bandung.
Jembatan Cirahong berada di antara Stasiun Manonjaya dan Stasiun Ciamis.
Jembatan Cirahong juga penghubung Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.
Baca Juga:7 Obat Sirup Mengandung Etilen Glikol, Data Terbaru BPOMLiterasi Baca Tulis sebagai Modal Kecakapan di Abad 21
Keunikan Jembatan Cirahong yaitu tidak hanya dilewati kereta api namun di bawah jembatan dapat dilalui kendaraan darat seperti mobil, motor dan sepeda.
Oh ya, pembangunan Jembatan Cirahong oleh perusahaan kereta api negara Staatssporwegen (SS) era kolonial Belanda.
Staatssporwegen meresmikan jalur kereta api Tasikmalaya -Kesugihan pada 1 November 1894.
Pada 1893, Staatssporwegen merampungkan pembangunan jalur kereta api Warungbandrek-Tasikmalaya.
Pembangunan jalur tersebut memiliki tujuan untuk mengembangkan wilayah Priangan tenggara.
Adapun daerah yang dilewati kereta api lintas Warungbandrek – Cilacap merupakan daerah yang subur.
Sementara keberadaan kereta api berfungsi guna mempermudah pengangkutan komoditas dari Priangan tenggara ke luar maupun barang-barang yang hendak masuk ke Priangan tenggara.
Selain itu, jalur kereta api dimanfaatkan sebagai pertahanan militer Pemerintah Kolonial Belanda.
Staatssporwegen membangun 3 jembatan di atas aliran Sungai Citandui yaitu Jembatan Citandui 1 atau Jembatan Cirahong antara Manonjaya dan Ciamis.