Mengimplementasikan Budaya Positif di Sekolah untuk Mewujudkan Sikap Disiplin Murid

Mengimplementasikan Budaya Positif di Sekolah untuk Mewujudkan Sikap Disiplin Murid
Ai Resti, S.Pd Mahasiswi S2 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya-Foto:dokradartasik.disway.Id/dokairesti-
0 Komentar

Berikut prosedur pembentukan keyakinan kelas :

1.Mempersilakan murid-murid di kelas untuk bercurah pendapat tentang keyakinan yang perlu disepakati.

2.Mencatat semua masukan-masukan para murid di papan tulis atau di kertas besar (kertas ukuran poster), di mana semua anggota kelas bisa melihat hasil curah pendapat.

3.Susunlah keyakinan kelas sesuai prosedur ‘Pembentukan Keyakinan Kelas’. Gantilah kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif.

Baca Juga:ANBK Jenjang Sekolah Dasar Jadi Evaluasi Rapor PendidikanAsal-Usul Anak Bungsu Ferdy Sambo, Kesaksian Briptu Daden Beda dari Susi

4.Tinjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat. Ajak murid-murid untuk menemukan nilai kebajikan atau keyakinan yang dituju dari peraturan tersebut. Contoh: Berjalan di kelas, Dengarkan Guru, Datanglah Tepat Waktu berada di bawah 1 ‘payung’ yaitu keyakinan untuk ‘Saling Menghormati’ atau nilai kebajikan ‘Hormat’. Keyakinan inilah yang dimasukkan dalam daftar untuk disepakati.

5.Tinjau ulang Keyakinan Kelas secara bersama-sama. Seharusnya setelah beberapa peraturan telah disatukan menjadi beberapa keyakinan maka jumlah butir pernyataan keyakinan akan berkurang. Sebaiknya keyakinan kelas tidak terlalu banyak, bisa berkisar antara 3-7 keyakinan. Bilamana terlalu banyak, maka warga kelas akan sulit mengingatnya dan akibatnya sulit untuk dijalankan.

6.Setelah keyakinan kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas dipersilakan meninjau ulang, dan menyetujuinya dengan menandatangani keyakinan kelas tersebut, termasuk guru dan semua murid.

7.Keyakinan Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat yang mudah dilihat semua warga kelas.

Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Walaupun tampaknya guru sedang mengontrol perilaku murid, hal demikian terjadi karena murid sedang mengizinkan dirinya dikontrol. Seseorang yang memiliki disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal.

Penulis: Ai Resti, S.Pd (Mahasiswa Magister PGSD UPI Kampus Tasikmalaya) (radartasik.com/pkl/Rendi)

0 Komentar