GARUT – Persoalan lingkungan di Kabupaten Garut tidak hanya bisa diselesaikan oleh satu pihak saja, namun semua harus bersinergi secara aktif. Hal tersebut terungkap dalam kegiatan Diskusi Jurnalisme Lingkungan Hidup dengan tema Membangun Sinergitas dalam Pelestarian Lingkungan Hidup, Sabtu (29/10) di Hotel Cahaya Villa, Kecamatan Tarogong Kaler.
Ketua pelaksana kegiatan diskusi, Iqbal mengatakan bahwa semangat awal kegiatan diskusi adalah menyikapi berbagai kejadian bencana di sejumlah kecamatan di Kabupaten Garut. Kejadian-kejadian itu menurutnya tidak lepas kaitannya dengan persoalan lingkungan.
“Apakah kaitannya dengan persoalan sampah hingga kondisi wilayah hutan yang seharusnya menjadi daerah serapan dengan berdirinya pohon tegakan namun malah ditanami sayuran dan lainnya. Persoalan ini harus disikapi bersama, mulai warganya, pemangku kebijakannya, hingga jurnalis sebagai penulis beritanya,” kata Iqbal.
Baca Juga:Tega Banget! Asisten Rumah Tangga asal Garut Dianiaya dan Disekap, Tubuh dan Wajahnya Babak BelurPartisipasi di FinExpo 2022, BNI Tebar Reward
Dalam persoalan lingkungan itu, Iqbal menjelaskan bahwa semua harus ambil bagian dan tidak saling mengandalkan apalagi menyalahkan orang lain. Menurutnya, tidak jarang pemerintah menyalahkan perilaku warga, sering juga sebaliknya.
Dengan kegiatan diskusi itu, diharapkan agar muncul sedikit banyaknya kesadaran, minimalnya dari peserta yang hadir.
“Kita menghadirkan pemantik diskusi dari Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan Garut, General Manager Radar Garut, dan Akademisi atau dosen jurusan Jurnalistik Universitas Garut. Peserta 50 orang dari sejumlah kalangan, mulai pendidik, dosen, hingga mahasiswa,” jelasnya.
Sementara itu, General Manager Radar Garut, Muhamad Erfan yang menjadi pemantik dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa persoalan lingkungan harus disikapi bersama, termasuk jurnalis. “Jurnalisme dan Lingkungan pada akhirnya akan dan harus bertemu dalam kolaborasi,” ucapnya.
Secara umumnya, ia mengungkapkan bahwa kemudian harus melakukan optimasi pentahelix dengan ikut bertanggung jawab dan komitmen dalam perbaikan lingkungan. Untuk media massa atau jurnalis, menurutnya hal tersebut bisa dilakukan dengan selalu peduli terhadap isu-isu lingkungan, baik melalui agenda setting dan lainnya dan memaknai dirinya sebagai salah satu profesi penjaga kelestarian lingkungan dengan caranya.
“NGO, komunitas, masyarakat, bahkan netizen melakukan upaya edukasi, pengawasan, hingga intervensi urusan lingkungan. Universitas dan lembaga penelitian sebagai pusat riset, menyumbangkan pemikiran-pemikiran yang diimplementasikan untuk kelestarian lingkungan, dan tentunya pemerintah harus menyiapkan program strategis dalam konteks komunikasi publik mengenai isu-isu lingkungan dan regulasinya,” ungkapnya.