GARUT – Para petugas sensus regristrasi sosial ekonomi (regsosek) disambut baik oleh warga Desa Cipareuan, Kecamatan Cibiuk. Tak sedikit diantara warga yang memberikan makanan ringan kepada para petugas sensus.
” Tak ada warga yang menolak disensus. Namun tak sedikit yang menanyakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) saldonya kosong. Petugas sebatas melakukan pendataan. Tak memiliki kewenangan pemanfaatan data hasil sensus,” kata Kasi Pemerintahan Desa Cipareuan Dedi yang menjadi petugas sensus regsosek.
Dedi bersama 5 perangkat desa lainnya yang menjadi petugas regsosek, pada jam kerja tetap menjalankan tufoksi di kantor desa. Menyensus warga bisa dilakukan sore hari setelah bekerja di desa. Artinya mereka tak mengabaikan tufoksi sebagai perangkat desa.
Baca Juga:Pelatih Persija Thomas Doll Fokuskan Program Kebugaran Setelah Kembali LatihanBupati Minta RSUD dr. Slamet Garut Utamakan Pelayanan Warga Tak Mampu
Ketika dilakukan pendataan, ada warga (keluarga) yang mengaku miskin tapi kondisi rumahnya bagus dan memiliki mobil. Petugas melakukan pendataan dilengkapi foto rumah yang disensus.
Kadus Cipareuan Euis Rodiah menambahkan, respon warga terhadap petugas regsosek cukup baik. Bahkan tak sedikit warga yang memberi makanan ringan. Dia bersama perangkat desa lainnya yang menjadi petugas regsosek, tetap menjalankan tufoksi perangkat desa meski menjadi petugas sensus.
Dalam pendataan sensus regsosek, terdata status warga yang disensus. Tak sedikit wanita berstatus janda namun belum memiliki akta cerai. Begitu pula keluarga yang statusnya duda diketahui dari hasil pendataan.
Menurut Euis, dia memiliki target menyensus 180 lebih keluarga. Hingga, Rabu (19/10) baru 30 keluarga yang sudah disensus regsosek.
Rabu siang (19/10) ada warga yang datang ke Kantor Desa Cipareuan. Dia meminta keterbukaan dari petugas sensus terkait kepentingan dan followup (tindaklanjut) hasil sensus. Warga sudah jujur dan terbuka disensus harus diikuti keterbukan tujuan akhir sensus.(pap)