GARUT – Alifah Nur Fatimah, bocah 6 tahun di Kampung Babakan Abid RT 6 RW 2, Kelurahan Suci Kaler, Kecamatan Karangpawitan, hanya mampu terbaring lemas di Kasur kecilnya.
Entah apa penyakit yang diderita Alifah, karena orang tua Alifah tak pernah memeriksakan anaknya itu secara medis. Alasannya bukan karena tidak mau, tapi karena tidak ada biaya.
Riki Setiawan, orang tua dari Alifah mengatakan, jangankan untuk periksa ke dokter, untuk makan sehari-hari saja mereka terseok-seok.
Baca Juga:Apa Penyebab Psikopat? Pelajari Agar Anak Tidak Mempunyai Sifat PsikopatCiri-ciri Orang yang Memiliki Sifat Psikopat, Waspadai Jika Seperti ini
“ Selama ini tidak pernah diperiksa karena tidak ada uang pak. Pernah diperiksa tapi bukan ke dokter tapi ke pengobatan alternatif,” ujar Riki.
Pengobatan alternatif menjadi pilihan Riki karena relatif murah ketimbang harus diperiksa secara medis.
Riki yang berprofesi sebagai penjual balon gas itu, hanya bisa untuk mencari uang untuk makan sehari-hari. Sementara istrinya berusaha membantu dengan merajut bulu mata di rumah dengan penghasilan tak seberapa dalam satu minggu.
Di samping itu mereka juga harus memikirkan untuk bayar kontrakan. Karena mereka saat ini tinggal di kontrakan kecil di Kampung Babakan Abid tersebut.
Ketika ditanya apakah mereka penerima bansos pemerintah. Riki menegaskan bahwa selama ini tidak pernah menerima bansos rutin seperti PKH maupun BPNT. Riki mengaku hanya pernah menerima dua kali bansos UMKM waktu awal pandemi. Selebihnya, mereka tak pernah mendapatkan bansos apapun.
Riki sangat berharap ada bantuan dari Pemerintah agar anaknya bisa diperiksa ke dokter. Riki berharap mendapatkan bantuan BPJS PBI yang dibiayai oleh pemerintah.
Jika mereka mendapatkan BPJS PBI, diharpakan Alifah anaknya itu bisa diperiksa dan diketahui apa penyakit yang dideritanya tersebut.
Baca Juga:Satu Kata, Paguyuban Suporter Sepakat Iwan Bule Mundur dari Ketum PSSIG20 SOE Conference: Professor Harvard, Konsep Hybrid Bank BRI Efektif Dongkrak Inklusi Keuangan Indonesia
Sementara itu Kokom Komariah, ibu dari Alifah mengatakan, anaknya itu sudah dirasakan mempunyai kelainan sejak usia 2 tahun. Selain itu Alifah memang lahir secara tidak normal. Alifah lahir premature pada usia kandungan 6 bulan.
“ Waktu itu saya jatuh pak, jadi terpaksa harus melahirkan premature waktu usia 6 bulan,” ujar Kokom.
Mungkin karena faktor itulah yang juga menyebabkan Alifah menderita penyakit yang belum diketahui tersebut.