JAKARTA — Pesawat berkode registrasi T7-JAB yang digunakan Mantan Karo Paminal Brigjen Hendra Kurniawan ke Jambi pada 11 Juli 2022 lalu untuk menemui keluarga Brigadir J, ternyata bukan pesawat komersial.
Pesawat jet yang teregistrasi di Negara San Marino itu diketahui milik salah satu lembaga asset manajemen yang berkedudukan di Jakarta, dan bukan pesawat komersial lantaran pemiliknya tidak memiliki izin komersialisasi pesawat di Indonesia.
Hal itu disampaikan Pengamat Penerbangan Gerry Suyatman, dalam sesi wawancara di salah satu televisi swasta nasional, dilihat FIN.CO.ID, Jumat 23 September 2022.
Baca Juga:Hasil Pertandingan UEFA Nations League: Prancis dan Belanda Menang TelakKenapa Billy Syahputra Dilaporkan ke Polisi Oleh Robby Shine?
Menurutnya, pesawat berkode registrasi T7-JAB berbendera San Marino tersebut dikelola perusahaan manajemen aset di Jakarta.
Pesawat bersifat non-komersial karena operatornya tidak memiliki izin usaha di Indonesia.
Jet pribadi yang diduga digunakan Brigjen Hendra beserta rombongan ke Jambi, diduga milik orang dekat Hendra.
“Pesawat T7-JAB ini pesawat pribadi berbendera San Marino dan itu dikelola oleh sebuah perusahaan Asset manajemen di Jakarta untuk kepentingan pemilik pesawat tersebut. Dan pesawat ini tidak digunakan secara komersial. Yang boleh menggunakan itu biasanya orang-orang yang sudah diizinkan oleh pemilik si pesawatnya,” ungkap Gerry.
“Si operatornya, dalam hal ini lembaga asset manajemen itu, tidak memiliki izin usaha angkutan niaga,” sambungnya.
Timsus Diminta Usut Dugaan Gratifikasi
Koordinator MAKI Boyamin Saiman mengungkapkan dari hasil penelusurannya, Pesawat dengan kode registrasi T7-JAB itu diketahui pada saat pertama kali berada di Indonesia, disewa oleh sebuah perusahaan tambang Batu Bara.
“Tampaknya pesawat ini rajin di Indonesia sebelum-sebelum ini dan dugaannya dimiliki entitasnya itu Perusahaan tambang batu bara di Kalimantan,” ungkap Boyamin, dikutip dari wawancara dengan salah satu televisi swasta di Indonesia, dikutip Selasa 20 September 2022.
Baca Juga:Keluhan Warga Pertalite Serasa Cepat Habis Geger di MedsosSungai Cipaleubuh di Pamengpeuk Garut Kembali Meluap
Boyamin bahkan menyebut bahwa dirinya memiliki data lengkap mengenai pesawat tersebut, namun ia enggan mengungkapnya dalam kesempatan itu.
“Operatornya namanya PT AA,…nda saya jelaskan lebih lengkap lah,” tuturnya.
Ia menyebut, pelacakan pesawat itu bisa saja dengan mudah diketahui oleh Irwasum maupun Timsus Polri. Utamanya adalah untuk melihat dugaan gratifikasi yang bisa saja dilakukan oleh Brigjen Hendra.