GARUT – Para pengrajin pandai besi mengeluhkan kondisi omset menurun sejak kenaikan BBM. Hal tersebut, disampaikan oleh seorang pengrajin pandai Agus di Kampung Serang, Desa Cigawir, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, Rabu (21/9).
Penuturan agus, semenjak kenaikan BBM terjadi, omset usahanya menurun drastis sekitar 30 persen. Ia mengatakan, sebelum kenaikan BBM, dirinya memperoleh order 5-6 kali. Namun, saat ini, hanya 4 order yang ia terima.
“Order terus berkurang sejak kenaikan BBM, meskipun setiap hari ada. Namun, kondisi tersebut, sangat memberatkan saya untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, ” Ujar Agus.
Baca Juga:Ketua Apdesi Garut Dilantik, Oban Sobana Sebut Ada Penambahan Bidang KepengurusanIni Langkah Awal Kemenhub Hidupkan Bandara Kertajati
Agus sendiri, menjalani usaha pandai besi sudah puluhan tahun yang secara turun temurun. Jenis perkakas yang dibuatnya yakni golok, sabit, parang, cangkul dan perkakas lainnya. Ia menjelaskan, bahwa dirinya sudah memiliki pelanggan yang tersebar di wilayah Kabupaten Garut dan sekitarnya.
“Proses pembuatan disini masih tradisional. Justru, dengan seperti ini menjadikan kualitas sangat bagus. Namun sayang, BBM naik sangat berubah drastis, ” Ujar Agus.
Kondisi ini dibenarkan oleh ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Cigawir Ricky Sandi. Menurut Ricky, kondisi tersebut disebabkan karena saya beli pelanggan yang terus berkurang. Ia mengatakan bahwa di wilayahnya terdapat tiga pengrajin pandai.
“Tentunya kami sangat prihatin akan kondisi tersebut. Pasalnya, usaha seperti ini sangat mengandalkan dari pemesanan. Meski begitu, dirinya telah melakukan monitoring dalam rangka mengontrol usaha tersebut, ” Jelas Ricky. (LAN)