KUNINGAN – Warga Desa Randobawa Ilir, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan sempat geger dengan adanya korban begal yang belakangan diketahui cuma prank.
Kasus begal yang sempat membuat geger warga di Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan itu, berhasil dibongkar kepolisian dan ternyata cuma prank.
Polsek Mandirancan, Kabupaten Kuningan berhasil membongkar sandiwara warga Desa Randobawa Ilir, yang membuat prank dan mengaku menjadi korban begal lewat pendalaman keterangan korban dan saksi.
Baca Juga:Kepulangan Jenazah Azyumardi Ada Perubahan JadwalPunya Fitur Lengkap, Nilai Transaksi BRImo Tembus Rp1.567 Triliun
Mulanya, kejadian tersebut membuat geger, lantaran korban ditemukan di pinggir jalan dengan tangan terikat, leher terjerat kabel dan baju yang robek.
Warga kemudian menolong korban, bahkan sempat memberikan minum. Namun, terlihat pria asal Desa Sampora, Kecamatan Cilimus tersebut seperti linglung.
Polsek Mandirancan kemudian membawa ke RSUD Linggajati untuk mendapatkan penanganan medis. Di lokasi tersebut, dia juga terus meracu mengenai uang.
“Saat ditanya apa yang terjadi, pemuda tersebut hanya bilang “duit urang.. Duit urang.. (uang saya..uang saya..) terus.”
“Begitu juga saat di rumah sakit, pemuda tersebut masih meracau seperti orang linglung,” ungkap Kapolsek Mandirancan AKP Junaedi.
Setelah ditangani tim medis, pemuda tersebut mengaku dibegal saat berjalan kaki menuju Desa Sampora, Kecamatan Cilimus.
Lantas dipukul begal dari belakang, dijerat dengan kabel di leher dan diikat dengan tali rafia, serta uang miliknya sebesar Rp1 juta dirampas.
Baca Juga:PDI Perjuangan Garut Dorong Diversifikasi Pangan, Cintai Makanan Lokal dan Tak Harus Tergantung Pada BerasHore, 1,1 Juta Hektar Hutan yang Dikelola Perhutani Akan Diambil Alih Negara dan Akan Dikelola Bersama Masyarakat
Dari pengakuan ini, polisi mulai menaruh curiga. Sebab, tidak ada luka di tubuh korban. Begitu juga bekas pukulan yang disebutkan di bagian kepala belakang.
Atas kejanggalan tersebut, lanjut Junaedi, akhirnya polisi mengorek kejelasan informasi kepada saksi yang pertama menemukan pemuda tersebut.
Dilanjutkan mendalami dan memeriksa kembali ER yang mengaku sebagai korban pembegalan terkait kejadian yang sebenarnya.
Setelah didesak, akhirnya ER mengaku kejadian tersebut hanyalah sandiwaranya untuk mengelabui keluarga atas persoalan hutang yang tengah dihadapi.
“Akhirnya ER mengaku kejadian pembegalan yang dialaminya tersebut hanyalah akal-akalannya saja untuk menghindari tagihan hutang,” ungkap Kapolsek.
Diungkapkan Kapolsek, ternyata ER ini telah menggadaikan motornya dan belum bisa menebus, sedangkan orang penerima gadai sudah menagih terus.