“Ketika saya dari Jakarta ke sini membawa kesalahan, alhamdulillah saya di sini diterima sebagai tamu, diperlakukan dengan baik, diajak ngobrol, diapresiasi sebagaimana layaknya keluarga,” lanjutnya.
Setelah telah dibukakan pintu maaf atas kesalahan yang dinilai telah menghina Ning Imaz, bahkan menghina Ibnu Katsir dan agama Islam itu.
Eko mengucapkan terima kasih kepada Ning Imaz, Gus Rifqil, para kiai, serta seluruh santri dan alumni Pesantren Lirboyo.
Baca Juga:Dua Bocah Laki-laki Tenggelam di Danau Bekas Galian Pasir di Tangerang Ditemukan Warga, Begini KondisinyaHadapi Hongkong Malam Ini, Timnas Indonesia U-20 akan Bermain Tika Taka
“Saya berterima kasih kepada Ning Imaz, Gus Rifqil, kepada seluruh kiai di pondok pesantren Lirboyo, kepada para santri dan alumni, (karena) orang yang salah seperti saya ini diapresiasi dan diberikan pintu maaf,” ungkap Eko.
Ia pun berjanji akan belajar dari kesalahannya ini dan mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menjadikan kesalahannya itu sebagai pelajaran untuk bermedia sosial dengan baik.
“Saya mengimbau kepada teman-teman bahwa (kesalahan) ini menjadi pelajaran buat kita. Jempol kita, cara berpikir kita, barangkali butuh harus saring sebelum kita sharing (menyebar konten/berita),” tutupnya.
Kronologi Eko Kuntadhi Menghina Ustazah Imaz
Eko Kuntahi mulanya yang mengunggah potongan video Ning Imaz. Di dalam video yang diproduksi oleh NU Online itu, Ning Imaz sedang menjelaskan tentang tafsir Surat Ali Imran ayat 14.
Video ini juga diunggah di TikTok NU Online dengan judul thumbnail: Lelaki di Surga Dapat Bidadari, wanita Dapat Apa?
Potongan video ini kemudian diunggah Eko. Dalam potongan tersebut, ada keterangan atau caption berupa ungkapan yang bernada kasar.
“Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan,” demikian tulisan dalam video itu.
Baca Juga:Kepercayaan Investor Terus Meningkat, BRI Raih Penghargaan Saham Terbaik Big Cap Sektor KeuanganHaul Kiai Ageng Gribig Ada Airlangga Hartarto
Sejurus kemudian, unggahan itu viral. Unggahan Eko Kuntadhi kemudian dikomentari oleh Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia-New Zealand Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir.
Gus Nadir mengatakan, Eko Kuntadhi boleh saja tidak sepakat dengan pendapat Ning Imaz, tetapi tidak perlu melabeli kata tolol.
Gus Nadir juga menjelaskan kepada Eko Kuntadhi bahwa Ning Imaz merupakan putri kiai dari Pesantren Lirboyo. Eko Kuntadhi lantas diminta untuk belajar menjadi santun dalam menerima perbedaan.