Tiga Ruang Kelas SDN Dunguswiru II Rusak Berat Belum Diperbaiki Pemerintah

Tiga Ruang Kelas SDN Dunguswiru II Rusak Berat Belum Diperbaiki Pemerintah
0 Komentar

GARUT – Tiga ruang kelas di SDN Dunguswiru II, Kecamatan Buburl Limbangan yang rusak parah, belum mendapat perbaikan. Kondisi tersebut, menimbulkan kekhawatiran dari sejumlah pihak.

Seperti yang diuatarakan oleh Kepala SDN Dunguswiru II Leli Sulistia Murti dua ruang kelas dalam kondisi yang memprihatinkan. Sedangkan satu ruang kelas telah ambruk rata dengan tanah. Ia mengaku sangat khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan karena tembok bangunan sudah terlihat retak – retak.

“Sudah sekitar enam tahun yang lalu, ruang kelas tersebut memang kamin tutup untuk mencegah anak – anak berkeliaran di sana, ” Jelas Leli.

Baca Juga:Dukung Pembiayaan Petani, BRI Kolaborasi dengan Syngenta Indonesia melalui CENTRIGOâ„¢ Farming EcosystemAnalis: Buyback Saham BBRI Beri Sinyal Positif bagi Investor

Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya mensiasati proses belajar mengajar menggunakan sistem dua shift untuk kelas satu dan dua. Katanya, saat hujan turun, kebocoran meluas ke beberapa titik bangunan yang lain.

Atap yang hampir roboh pun, menurutnya sewaktu – waktu bisa saja ambruk. Kata Leli, persis di ruang kerja nya pun, sudah hampir roboh.

“Kami sudah mengajukan berkali – kali, namun menurut pihak dinas sedang dalam proses tapi hingga kini belum ada realisasi. Saya berharap, agar bangunan itu segera mendapat perbaikan dari sumber bantuan manapun, ” Tutur Leli.

Sementara, salah seorang murid kelas 6 SDN Dunguswiru II Mutiara mengungkapkan kekhawtirannya atas kondisi ruang kelas yang rusak berat tersebut. Dirinya tidak merasa bebas bermain di lingkungan sekolah, serta khawatir menimpa kejadian buruk nanti.

“Mudah – mudahan aja ada perbaikan secepatnya, supaya kami bisa merasakan belajar yang nyaman, ” Ujar Mutiara.

Akibat kerusakan tiga ruang kelas tersebut, pihak sekolah masih kekurangan sarana prasarana sarana. Termasuk ruang guru, ruang belajar dan perpustakaan. Sementara, toilet sekolah pun terpaksa dijadikan tempat penyimpanan mebeuler yang masih layak agar suatu saat bisa terpakai kembali. (LAN)

0 Komentar