JAKARTA, Sebuah video viral yang memperlihatkan warga Cirebon meberikan sindiran atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang telah resmi naik menjadi Rp10.000 pada Selasa 3 September 2022.
Dalam video yang tersebar di media sosial, seorang pria dengan nada sindrian mengaku bersykur atas kenaikan BBM jenis pertalite menjadi Rp10.000.
Pria tersebut mengatakan bahwa warga Cirebon menganggap biasa kenaikan harga hingga jadi Rp10.000. Dia bilang, bila perlu Jokowi naikan harga BBM hingga Rp25.000.
Baca Juga:Usul Mencengangkan Tifatul Sembiring Tentang Harga BBM Naik: Tunda IKN, Ini Tidak MendesakBKN Sampaikan Informasi Penting untuk Guru Lulus PG
“Bapak presiden yang baik hati, alhamdulillah BBM naik 10.000 kecil bagi wong Cirebon. Kalau bisa 25.000, kita sanggup, kita tidak takut kelaparan,” ujar pria itu seperti dilihat dalam video berdurasi 59 detik yang diunggah oleh akun Twitter @brammasro, Selasa 6 September 2022.
Dia mengatakan, meskipun BBM naik, warga Cirebon tetap dukung Presiden Jokowi hingga 3 periode. Bahkan bila perlu hingga seumur hidup.
“Tetap dukung pak Jokowi 3 periode, siap. Masyarkat Cirebon dukung pak Jokowi, kalau bisa selama-lamanya. Lanjutkan seumur hidup. Warga Cirebon tak takut kelapran, kita siap, asal presidennya pak Jokowi,” ujar pria itu.
Harga BBM Naik Sama Saja Mencekik Rakyat Sendiri
Keputusan pemerintah untuk tetap menaikan harga BBM bersubsidi dianggap sama saja mencekik rakyatnya sendiri.
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS Netty Prasetiyani mengatakan, pemerintah benar-benar tidak memiliki empati.
“Kenaikan harga BBM Bersubsidi akan mencekik masyarakat miskin yang sudah terhimpit beban hidup akibat efek pandemi yang belum tuntas,” kata Netty dilansir Minggu 4 September 2022.
Menurut Netty, imbas kenaikan BBM memiliki efek domino terhadap kenaikan harga barang pokok dan berbagai komoditas sehingga keluarga pra sejahtera yang menjadi wajah ‘wong cilik’ makin sulit memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
Baca Juga:3.000 Personil Amankan Aksi Buruh Tolak Kenaikan Harga BBM di Depan Gedung DPR RI Hari IniKini Disusul Harga Cabai Keriting dan Bawang Merah Ikut Meroket
“Selain itu, upaya pemerintah dalam berbagai program nasional, seperti, penurunan stunting, penurunan angka kematian ibu, terancam gagal karena rakyat tidak memiliki daya beli yang cukup,” kata Netty.
Lebih lanjut Netty mengatakan, pekerja sektor informal seperti petani, nelayan, UMKM, sopir angkutan, pedagang keliling akan semakin sulit bertahan hidup akibat kenaikan BBM bersubsidi ini.