DKI JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkesempatan menjadi pembicara pada sesi diskusi dalam Forum Urban 20 Mayor Summit 2022 di Fairmont Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (30/8/2022).
Dalam kesempatan itu, Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, menceritakan, situasi dan kondisi Jawa Barat terkait pandemi COVID-19 memberi dampak besar terhadap perkembangan dan kebiasaan masyarakat yang terbatas di segala sektor.
“Pertama-tama, saya pikir selama pandemi ini kita memiliki begitu banyak pelajaran baik di seluruh dunia, di wilayah Anda, maupun di wilayah saya,” tuturnya.
Baca Juga:Ketua MUI Jabar Kritik Solusi Poligami Wagub Jabar untuk Cegah HIVRidwan Kamil Ucapkan Selamat Kepada Jenderal Dudung Abdurachman Atas Gelar Kehormatan Pinisepuh dari Paguyuban
Dalam sesi bertajuk U20 Mayors Plenary Discussion 1 dengan tema Riding the waves of disruption towards a people-driven future: Fortifying cities’ human capital for the post-pandemic age ini tampil sejumlah pembicara selain Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, di antaranya Wali Kota Tshwane Randall Williams, dan Municipal Commissioner and Administrator Brihanmumbai, Municipal Corporation (BMC) Iqbal Singh Chahal.
Pada sektor ekonomi, Kang Emil membagikan pengalamannya dalam beradaptasi selama dan pasca – COVID-19, hingga terjadi perubahan perekonomian menjadi serbadigital.
“Yang paling mengesankan selama pandemi adalah ekonomi digital meningkat 40 persen di wilayah saya. Krisis memaksa untuk berubah,” ungkapnya.
Di sektor yang lain juga mampu mengubah gaya hidup masyarakat seperti Work From Home (WFH), yang juga diterapkan oleh Kang Emil.
“Bahkan di pemerintahan saya sekarang. setidaknya 10 persen Anda (Aparatur Sipil Negara/ ASN) tidak harus kembali ke kantor, cukup selesaikan semua tugas dari Gubernur di rumah. Kurangi perjalanan Anda dari rumah ke kantor, kurangi polusi. Terkadang itu menjadi cara yang baik,” paparnya.
Kang Emil menuturkan pula, dengan hadirnya gaya hidup dan ekonomi baru kiranya mampu disesuaikan oleh masyarakat, seperti dalam mempelajari aktivitas e-commerce, mengingat Asosiasi Ritel di Jakarta menyatakan, 20 persen pelanggan tak akan kembali ke pusat perbelanjaan.
“Jadi pascapandemi mempengaruhi gaya hidup dan ekonomi kita,” pungkasnya.