JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ajak para wali kota dari negara G20 untuk menguatkan kolaborasi pada isu-isu yang saat ini mengemuka secara global.
Mulai dari transisi energi, transportasi ramah lingkungan, peluang pekerjaan baru, dan isu kesehatan mental.
Hal itu dikemukakan Ridwan Kamil pada pembukaan U20 Mayor Summit 2022 di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa 30 Agustus 2022.
Baca Juga:Diusir dari Lokasi Rekonstruksi, Kamaruddin: Jangan Lagi Percaya kepada Polisi.Angkot di Bogor Ringsek Ditabrak Commuter Line.
“Ada tiga disrupsi yang saat ini terjadi di dunia yaitu pandemi Covid-19, perkembangan teknologi 4.0 yang akan berkembang menjadi 5.0 dan 6.0 kemudian disrupsi pemanasan global.”
“Ketiga hal ini perlu solusi yang dapat ditemukan melalui kolaborasi dalam persaingan saat ini,” ujarnya.
Menurut Ridwan Kamil, kerja sama atau kolaborasi antardaerah diperlukan terlebih ada dampak dari invasi Rusia ke Ukraina yang berpengaruh pada pasokan energi maupun bahan pangan.
“Melalui kerja sama antardaerah ini kita harus saling memahami, sering melakukan pertemuan, dan berkomunikasi apapun agendanya untuk membahas masa depan. Perencanaan yang bagus dapat menjadikan masa depan yang lebih baik,” kata Ridwan Kamil.
Kang Emil, sapaan karib Gubernur Ridwan Kamil menyebutkan, peluang kerja sama antardaerah yang dapat dibahas yaitu masalah transisi energi, transportasi ramah lingkungan, dan pekerjaan baru.
Gubernur menyambut baik amanat dari Sekretaris Jendral United Cities Local Government (UCLG) Emilia Saiz yang menekankan kesehatan mental dari masyarakat sebuah kota.
“Tadi Bu Emilia menyinggung soal kesehatan mental. Kami anggap itu juga penting karena ketika di zaman keterbukaan sosial seperti saat ini memunculkan tingkat stres yang tinggi,” ucapnya.
Baca Juga:6 Anggota TNI AD jadi Tersangka Kasus Mutilasi.Celine Dan Marshel Unggah Pasfoto Dengan Latar Biru, Marshel: Sicantik Milik Si Pemberani
Di sisi lain, Ridwan Kamil tak lupa mengingatkan para wali kota dengan keragaman geografi dan karakter penduduk di Indonesia.
Khususnya di Jawa Barat yang mayoritas tinggal di desa perlu diperhitungkan dan dilibatkan dalam pembangunan.
Menurutnya, kota yang inklusif adalah kebutuhan masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan dunia saat ini.
Bagi Jawa Barat, inklusivitas penting mengingat 92 persen warga tinggal di desa.
“Saya tidak bisa hanya memikirkan masalah perkotaan tetapi sebagai Gubernur saya juga harus menyeimbangkan pembangunan di desa.”