Hal ini selaras dengan riset dari BRI Microfinance Institute berupa Indeks Bisnis UMKM Kuartal II/2022. Yang dilakukan melalui survei terhadap penilaian kemampuan pemerintah menjalankan tugas-tugas utamanya. Pelaku UMKM yang disurvei memberikan apresiasi tinggi dan meningkat dibandingkan dengan survei sebelumnya pada kuartal I/2022.
Hal ini tercermin pada Indeks Kepercayaan Pelaku UMKM kepada Pemerintah (IKP) yang jauh di atas ambang batas 100. Dengan peningkatan dari 128,9 pada kuartal I/2022 menjadi 133,9 pada kuartal II/2022. Kenaikan ini sejalan dengan kondisi perekonomian yang semakin baik, kelangkaan dan kenaikan harga bahan pokok yang mulai mereda, hingga pandemi Covid-19 yang tetap terkendali.
“Hal ini menumbuhkan kegiatan usaha dan aktivitas masyarakat di tempat usaha dan wisata semakin meningkat. Sehingga memberikan dampak yang positif terhadap usaha nasabah, terlebih yang sudah mendapat tambahan akses permodalan dengan program KUR,” tuturnya.
Penyerapan Tenaga Kerja
Baca Juga:Ridwan Kamil Resmikan Monumen Perajin Bendera Merah Putih Leles di GarutTiga Rumah Dilanda Kebakaran, Legislator PDI Perjuangan Bersama Dinsos Garut Ringankan Beban Korban
Faisol pun mengacungi jempol efek pengganda KUR dari BRI yang mampu memperluas penyerapan tenaga kerja. Dari riset BRIN menunjukkan setiap pelaku UMKM yang mengakses KUR berpotensi meningkatkan penyerapan tenaga kerja dengan rata-rata sebanyak 3 orang.
Adapun BRI saat ini memiliki 10,7 juta nasabah existing KUR dari segmen KUR Super Mikro, KUR Mikro dan KUR Kecil. Maka dari penyaluran KUR BRI terhadap 10,7 juta nasabah tersebut diestimasi dapat menyerap sekitar 32,1 juta lapangan kerja di seluruh Indonesia.
“Oleh karena itu, kami di parlemen sangat berharap BRI mampu menjaga komitmen dan konsistensi untuk terus menyalurkan program KUR dengan semakin baik. Melaksanakan penyaluran KUR sesuai target pemerintah dan mengelola KUR dengan manajemen risiko yang memadai untuk menjaga kualitas kreditnya,” ucapnya.
Harapan Faisol sangat beralasan. BRI yang fokus di segmen UMKM selalu mendapat proporsi penyaluran KUR terbesar dari pemerintah dengan porsi di kisaran 70% dari total alokasi KUR nasional. Pada 2022 kuotanya mencapai Rp260 triliun, dengan realisasi sampai dengan Juni sebesar Rp124,45 triliun.
Karena kehandalannya dalam memberdayakan segmen UMKM, kuota KUR BRI pun terus dikatrol naik. Pada 2021, kuota KUR BRI sebesar Rp195,59 triliun, dengan realisasi penyaluran Rp194,9 triliun. Pada 2020, alokasi penyaluran KUR BRI mencapai Rp140,2 triliun dengan realisasi Rp138,5 triliun.