GARUT – Kabar gembira datang dari keluarga Muhammad Fasya, bocah yang tidak mempunyai anus di Kampung Babakan Koropeak, Kelurahan Suci Kaler, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.
Kunjungan tim dari Kemensos yang mengutus Petugas Respon Kasus Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi, rupanya tak hanya memberikan solusi soal BPJS PBI.
Kemensos RI juga memberikan banyak bantuan untuk keluarga Fasya. Sekarang ini keluarga Fasya juga mendapatkan bantuan berupa Nutrisi, Kebutuhan pangan, kebutuhan kebersihan diri, perawatan bayi dan juga bantuan kewirausahaan berupa warung beserta isinya.
Baca Juga:Hybrid Bank Jadi Strategi BRI di Tengah Era Digitalisasi, Berikan Layanan Terbaik Bagi Semua Lapisan MasyarakatRidwan Kamil Resmikan Situ Ciburuy, Diproyeksikan untuk Fungsi Sosial hingga Meningkatkan Geliat Ekonomi
Warung itu dibangun Kemensos di dekat rumah nenek Fasya. Kemensos memperbaiki warung yang sebelumnya sempat dibangun oleh Ina orang tua Fasya.
” Di rumah neneknya Fasya. Kami memperbaiki warung yang ada. Diperbaiki atas inisiatif Kemensos sebagai sarana bantuan atensi kewirausahaan dari Kemensos,” ujar Adi Juliyanto, Petugas Respon Kasus Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi Kemensos RI, Sabtu (13/8/22).
Warung yang ada saat ini lanjut Adi, masih dalam tahap penyempurnaan belum 100 persen. namun sudah mulai bisa digunakan oleh ibu Fasya untuk berjualan.
Selain itu, Kemensos juga sudah berhasil mengaktifkan kembali BPJS PBI yang dibiayai oleh APBN untuk digunakan Fasya berobat. Artinya Fasya sudah bisa menjalani operasi lanjutan untuk membuat lubang anus di RS Hasan Sadikin Bandung secara gratis dibiayai negara.
Tak hanya itu, kabar baiknya, Kemensos juga akan mengusahakan agar keluarga Fasya mendapatkan bantuan PKH dan BPNT. Dimana sebelumnya keluarga Fasya pernah mendapatkan bantuan tersebut namun tiba-tiba terhenti.
” Sedang diusahakan. Tadi dari pihak Dinsos pun dan petugas PKH akan melakukan pendataan ulang. Semoga bisa masuk segera PKH-nya,” ujar Adi.(fer/bbr)