GARUT – Muhammad Fasya, bocah berusia 7 bulan yang tak punya anus di Kelurahan Suci Kaler, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, merupakan keluarga dengan ekonomi lemah. Mereka harusnya wajib mendapatkan bansos berupa BPNT maupun PKH.
Ayah Fasya, Sodik bekerja sebagai buruh bangunan. Ya jika ada yang membangun rumah tentu Ia bisa bekerja, tapi ketika tidak ada yang membangun rumah menggunakan jasanya, Sodik tak punya penghasilan.
Menurut Ina, ibu dari Fasya, mereka pernah mendapatkan bansos PKH dan BPNT. Namun sudah lama bansos dari Pemerintah Pusat tersebut tiba-tiba berhenti.
Baca Juga:Jadi Atensi Mensos, Fasya Bocah Tak Punya Anus di Garut Dikunjungi Petugas KemensosEdukasi dan Akselerasi UMKM Naik Kelas, BRI Selenggarakan “Pengusaha Muda BRILian 2022”
“ Dulu pernah dapat bansos kombo (BPNT) tapi sudah lama berhenti tidak lagi menerima. PKH juga pernah dapat tapi sejak Januari 2022 tidak lagi pernah dapat,” kata Ina.
Ina sangat berharap agar mereka bisa kembali mendapatkan bansos BPNT dan PKH. Terlebih lagi mereka saat ini tengah diuji memiliki anak tanpa anus. Kendati perhatian dari berbagai pihak sudah mengalir, namun sampai kapan?. Tentunya mereka harus mendapatkan bansos yang rutin untuk membantu kehidupan mereka.
Kondisi yang dihadapi keluarga Fasya ini tentu sangat terbalik 360 derajat dengan fakta atau temuan di Kabupaten Garut bahwa banyak PNS yang mendapatkan bansos. Tentu saja kenyataan ini sangat menyayat hati masyarakat miskin seperti keluarga Fasya ini.
Sementara itu, sebelumnya Anggota Komisi IV DPRD Garut, Yudha Puja Turnawan mengaku sudah koordinasi dengan Dinas Sosial kaitan bansos bagi keluarga Fasya ini.
Yudha mengaku akan memperjuangkan agar mereka bisa mendapatkan bansos reguler seperti BPNT dan PKH. (fer)