JAKARTA – Menko Polhukam Mahfud MD selalu mengikuti dinamika kasus tewasnya Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Menurut Mahfud MD, dinamika yang tampak dari narasi di media tentang tewasnya Brigadir tidak pernah kendur dan terus menghadirkan ketegangan.
“Polemik di media tentang tragedi tewasnya Brigadir J menegangkan,” kata Mahfud MD melalui Twitter di akun @mohmahfudmd yang dilansir JPNN, Rabu (3/8/2022).
Baca Juga:Ace 250 Twin Scrambler dan Cafe Resmi Meluncur Sebagai Kado 5 Tahun Cleveland Cyclewerks di Indonesia!Pengacara JNE Bilang yang Ditimbun di Depok Bukan Beras Bansos
Namun demikian, mantan Ketua MK itu itu juga mengatakan bahwa, ada beberapa pernyataan dari pengacara keluarga Brigadir J yang membuat suasana tidak terus tegang.
Khususnya, menurut Mahfud MD, saat pengacara Brigadir J berbicara tentang kamera pengintai atau CCTV yang sempat rusak karena disambar petir.
Bahkan, Mahfud MD menyebut, bahwa pernyataan pengacara keluarga Brigadir J tersebut cukup cerdas.
“Saat pengacara keluarga Birigadir J bilang, kemarin katanya CCTV disambar petir, sekarang bilang CCTV ada. Seharusnya petirnya diperiksa juga. Logika publik cerdas,” ungkap Mahfud.
Brigadir J sebelumnya disebut polisi tewas dalam sebuah insiden baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif Polri Irjen Ferdy Sambo di Jakarta Selatan, Jumat (8/7) kemarin.
Brigadir J tewas di tempat dalam baku tembak karena terkena beberapa peluru, sedangkan Bharada E diamankan kepolisian pascaperistiwa.
Klaim kepolisian, kasus baku tembak bermula dari dugaan pelecehan seksual oleh Brigadir J kepada Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo.
Baca Juga:Transaksi Wajib Pajak Akan Beralih Pakai NIK, NPWPAnies Resmi Ubah Nama Rumah Sakit Jadi Rumah Sehat, Eko Kuntadhi Beri Komentar Respek
Namun, polisi masih menyelidiki kasus tewasnya Brigadir J secara mendalam. Polisi menggelar uji balistik, olah TKP, hingga autopsi ulang kepada jenazah Brigadir J.(radarcirebon)/(MG2)