JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menunjukkan resiliensi bisnis yang tinggi di tengah gejolak ekonomi global.
BRI secara konsisten mencatatkan pertumbuhan kredit positif, didorong oleh segmen mikro yang melesat 15% Year on Year (YoY) pada kuartal II-2022.
BRI Group mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75% YoY.
Baca Juga:Desa di Sukawening Mengeluhkan Keterlambatan Pencairan Bantuan ProvinsiLayanan Prima, BRI Raih Dua Pencapaian dalam Bank Service Excellence Monitor (BSEM) 2022
Bank terbesar di Indonesia ini terus fokus memberdayakan segmen ultra mikro dan UMKM, tercermin dari meningkatnya portofolio kredit UMKM BRI.
Proporsi kredit UMKM BRI pada kuartal II-2022 ini telah tumbuh 9,81% Yoy dari Rp837,82 triliun di akhir Juni 2021 menjadi Rp.920 triliun di akhir Juni 2022.
”Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27%,” kata Supari.
Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit pada segmen mikro diproyeksikan akan terus tumbuh positif.
Holding Ultra Mikro (UMi) yang telah dibentuk sejak 13 September 2021 lalu disebut bakal menjadi ujung tombak BRI Group dalam menjangkau nasabah ultra mikro.
Holding yang terdiri dari tiga entitas, yakni BRI, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ini ditargetkan mampu memberdayakan 55 juta nasabah hingga 2024.
“Berbagai program dilakukan BRI sebagai kerangka besar pemberdayaan sesuai koridor Sinergi Ekosistem Ultra Mikro. BRI mendorong entitas Pegadaian dan PNM memastikan pelaku usaha Ultra Mikro memiliki pengetahuan, kemampuan dan kesempatan akses layanan keuangan yang adil dan inklusif agar terhindar dari kerentanan, serta dapat menaik-kelaskan pelaku usaha ultra mikro,” ucap Supari.
Baca Juga:Bangga! BRI Jadi Best Company to Work for in Asia 2022 dan Most Caring CompaniesYudha Puja Turnawan Kunjungi Jompo 93 Tahun Korban Kebakaran di Desa Pasirwaru
Lebih lanjut, BRI Group menargetkan pertumbuhan pembiayaan secara keseluruhan pada tahun ini bisa tumbuh di kisaran 9%-11% YoY.
Ekspansi kredit yang dilakukan BRI diiringi dengan kehati-hatian, sebagai upaya menjaga rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang ditargetkan terjaga di level 2,8%-3% pada 2022.
Kendati demikian, BRI tetap menyiapkan Langkah antisipatif terhadap potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI mengalami peningkatan dari 252,59% pada kuartal II-2021 menjadi 266,26% pada kuartal II-2022.
Dari sisi profitabilitas, BRI secara konsolidasian berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp.24,88 triliun atau tumbuh 98,38% yoy dengan total aset meningkat 6,37% yoy menjadi Rp.1.652,84 triliun.