GARUTÂ – Rapat Badan Anggaran DPRD Kabupaten Garut, yang bertempat di Aula Badang Anggaran senin (25/7) diwarnai ketegangan dari salah seorang Anggota DPRD Garut.
Insiden tersebut diketahui setelah video rekaman salah seorang Anggota DPRD Garut yang diketahui merupakan Anggota Fraksi PDI-Perjuangan Juju Hartati tersebar ke publik. Politisi perempuan tersebut ngamuk karena tidak kuasa menahan emosi dan meluapkan amarahnya hingga gebrak meja dan membanting mikrofon.
Video tersebut diduga direkam oleh salah satu anggota DPRD Garut hingga menyebar di media sosial.
Baca Juga:Alfamart Serahkan Bantuan Sembako dan Buka Pos Laundry untuk Korban BanjirPaguyuban SRC Garut Bantu Korban Banjir, Salurkan Sembako dan Kebutuhan Lainnya
Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Garut, rapat Badan Anggaran (Banggar) dengan Sekretariat DPRD berjalan kondusif, namun setelah rapat emosi salah seorang wakil rakyat tersebut tidak terbendung.
Ketika dihubungi melalui aplikasi pesan WhatsApp, Juju Hartati membenarkan insiden tersebut. Dirinya merasa kesal ada aspirasi rakyat yang kurang didengar dan kurang diperjuangkan oleh DPRD Garut.
“Ya ini kan aspirasi yang datangnya dari masyarakat, terlebih usulan Perda inisiatif ini sangat dibutuhkan dan dinanti-nanti oleh masyarakat kabupaten Garut, dan itu sudah tugas kita sebagai Anggota DPRD yang notabenya penyambung lidah masyarakat ya salah satunya membuat peraturan daerah,” kata Juju.
Juju menilai, DPRD sekarang terlihat lemah sudah tidak dalam konteks yang pro terhadap rakyat
“Kan naskah akademiknya tiga Perda (peraturan daerah)tersebut sedang di bikin dan sudah berjalan dan itu pake biaya” ungkapnya
Menurut Juju, Raperda Ponpes sudah berjalan naskah akademi sudah rampung. Sedangkan Raperda Domba Garut sangat penting terkait pelestarian budaya serta Raperda penamaan jalan, tahun 2021 Garut sudah merampaungkan 33 ruas jalan sehingga diperlukan peraturan daerah penamaan jalan. Yang mana nantinya akan d buat anggaran pemerilharaan. di APBD.
Juju menjelaskan, reaksi emosionalnya ditenggarai ketika dirinya melaporkan usulan Renca Peraturan Daerah (Raperda) pada pimpinan mendapatkan sikap yang sangat tidak mengenakan dari jawaban Ketua DPRD karena mempertanyakan fungsi serta anggaran, sementara itu ketimbang menampung usulan Juju, ia menilai ada opsi lain yang dipilih ketimbang usulannya yakni lebih memilih untuk berjalan-jalan keluar daerah.