SUMEDANG – Dampak cuaca ekstrim akhir-akhir ini cukup jadi kendala pada sektor pertanian termasuk di wilayah Provinsi Jawa Barat. Namun tidak terlalu saat kemarau basah.
Kendati demikian, petani di dataran tinggi justru cukup diuntungkan dengan musim kemarau yang masih kerap turun hujan saat ini.
Salah seorang petani dari Kelompok Tani Putra Karya Sejahtra, Agus Susnandar, warga Desa Pasirnanjung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang mengaku, akibat cuaca buruk membuat ketersediaan air cukup.
Baca Juga:Ramai Dugaan Pejabat Titipkan Siswa di Luar Jalur Resmi PPDBSMA Negeri Jatinangor Akui Ada Oknum Pejabat Titipkan Siswa di Luar Jalur Resmi
“Memang harusnya sudah masuk musim kemarau, tapi masih sering hujan. Kalau kita menyebutnya kemarau basah,” kata Agus kepada Jabar Ekspres, Minggu (24/7).
Menurutnya, untuk kontur tanah di dataran tinggi khususnya di wilayah Desa Pasirnanjung tergolong keras karena minimnya sarana air.
Dilanjutkan Agus, karena tidak semua tumbuhan bisa ditanam di lahan area Desa Pasirnanjung, maka disiasatilah sektor pertanian pengelolaannya seperti jagung hingga singkong.
Diketahui, Desa Pasirnanjung menjadi salah satu daerah yang banyak menghasilkan singkong untuk wilayah Jawa Barat.
“Kita petani di sini untuk cuaca buruk sekarang, bisa dibilang enggak terdampak. Soalnya yang biasa suit air sekarang ketersediaannya, alhamdulillah, cukup,” ujar Agus.
“Contoh saya tanam jagung di lahan yang saya garap. Biasa di musim kering gini satu kali panen, sekarang udah dua kali, kayaknya bakal bisa panen tiga kali ini,” tambahnya.
Agus menyampaikan, walaupun dapat keuntungan dari cuaca buruk dengan air yang memenuhi kebutuhan kebun jagungnya, bahaya penyakit dan hama menjadi ancaman.
Baca Juga:Jadwal Tayang dan Bocorannya, Maki VS NaoyaKuku Brigadir J Diduga Dicopot, Komnas HAM Ungkap Pengakuan Keluarga
“Kalau untuk ancaman penyakit atau hama, itu tergantung petani soalnya beda-beda cara pencegahannya. Tapi memang itu (hama) sekarang bisa dibilang mengancam,” ucap Agus.
Menurutnya, memanfaatkan momen berlimpahnya air di musim kemarau basah ini, perlu jadi perhatian bagi pemerintah setempat.
“Pupuk kadang jadi kendala petani, harganya enggak menetap walaupun beberapa komoditi disubsidi pemerintah,” imbuhnya.
“Saya enggak tahu kalau untuk tanaman seperti cabai atau tomat yang benar-benar butuh air banyak, kondisi sekarang untung apa enggak, cuman proses pembungaan kalau kena hujan sepertinya lumayan jadi kendala,” lanjut Agus.