Belum cukup. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot Brigjen Hendra Kurniawan dari jabatannya sebagai Karo Paminal Divisi Propam.
Kemudian menonaktifkan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budi Herdi Susianto
Menanggapi hal ini, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menegaskan, warning tersebut ditujukan kepada pihak-pihak yang mencoba mendegradasi kasus yang tengah diusut.
Terlebih kasus yang menjadi polemik ini telah menjadi sorotan Presiden Jokowi khususnya publik.
Baca Juga:Wilayah yang Tak Bisa Lagi Akses 3G TelkomselSuhu Panas Mulai Landa Tiongkok, Temperatur Cuaca Tembus 40 Derajat Celsius.
Sudah tiga kali Presiden Jokowi mengomentari kasus penembakan brigadir J. Jokowi meminta Polri transparan dan apa adanya dalam mengungkap polisi baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Ferdy Sambo.
“Langkah Kapolri ini sangat tepat. Tepat, karena momennya pas. Ini bukti Polri menunjukan itikat baiknya dalam menyelesaikan perkara yang menghantam wajahnya sendiri. Lalu siapa lagi korbannya, kita tunggu episode selanjutnya,” kata Jerry Massie.
Pada posisi tersebut, Jerry berpesan kepada jajaran Polri untuk mawas diri, evaluasi diri, tidak serta merta mengeluarkan statmen juga pernyataan tanpa ada landasan fakta yang otentik.
Hasil gelar perkara telah menghantam jajaran Polri yang selama ini bersikap, bertindak dan mengeluarkan statemen yang jelas-jelas telah menimbulkan gejolak.
Karena itu Jerry Massie menilai sebuah kewajaran jika tiga perwira itu copot dari jabatannya.
Di sisi lain, kompolas menyebut, bukti rekaman CCTV yang ditemukan tim khusus bentukan Kapolri akan menjadi kabar baik dalam perkembangan penyelidikan kematian Brigadir J.
Bukti tersebut bisa menunjukkan sejumlah lokasi dan fakta-fakta yang terjadi. Mungkin bisa menjadi kabar baik.
Komisioner Kompolnas Poengky Indarti mengungkapkan, rekaman CCTV bakal membantu memperjelas konstruksi kasus kematian Brigadir J.
Baca Juga:Erik ten Haag Sudah ‘EGP’ Soal Niatan RonaldoSelama 2 Minggu, Arus Lalu Lintas di Kota Tasik Berubah
Kematian Brigadir J begitu menyita perhatian publik. Bahkan proses otopsi ulang terhadap jenazah sang bintara akan dilakukan oleh tim gabungan.
Tidak tanggung-tanggung. Melibatkan tiga rumah sakit matra TNI, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo hingga rumah sakit swasta.
Tidak hanya itu. Otopsi akan menggandeng kedokteran forensik dari eksternal.