JAKARTA, Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Pasma Royce menyebutkan, ibu-ibu yang menjadi kurir sabu-sabu masih memiliki jaringan lain di Jakarta.
Hal tersebut diduga karena mengingat mereka yang merupakan Ibu-ibu rumah tangga ini sudah tiga kali menjadi kurir narkoba jenis sabu selama 10 bulan.
“Masih kita dalami, masih dalam penyelidikan tim, masih dalam pengembangan terus untuk peredarannya di sini,” ujar Pasma Royce di Kantor Polres Metro Jakarta Barat, Kamis, 10 Juli 2022.
Baca Juga:Jessica Iskandar Kena Tipu Nyaris Rp 10 MilliarMuannas Alaidid Tulis Komentar Pedas ke Roy Suryo
Seperti diketahui, ibu-ibu berani menjadi kurir sabu karena bayaran yang diterima cukup tinggi, per kilogram dibayar Rp 20 juta.
Saat berhasil diamankan kepolisian Polres Metro Jakarta Barat, total barang haram yang dapat diamankan mencapai 9 kilogram sabu siap edar.
Kapolres mengatakan bahwa, timnya akan terus menelusuri dan mencari bandar besar di balik para pengedar tersebut.
“Ini tetap jadi perhatian kita namun strategi akan dilakukan lebih hati-hati juga. Ini ada teknisnya, nanti akan kita kembangkan,” kata dia.
Peredaran Sabu diduga di Kampung Boncos dan Kampung Ambon
Bahkan, masih di lokasi yang sama, Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Akmal menyebutkan, narkoba tersebut kemungkinan besar di-drop, masuk ke Kampung Boncos atau Kampung Ambon.
Pasalnya, kata dia, jaringan ini termasuk jaringan besar setelah diamankannya barang bukti yang ditaksir nilainya dapat mencapai miliaran rupiah.
“Tidak menutup kemungkinan karena jaringan ini lumayan besar dengan barang bukti sedemikian banyak, bukan tak mungkin mereka sebar di Jakarta. Jadi tidak menutup kemungkinan mereka drop ke Kampung Boncos atau Kampung Ambon,” ujar AKBP Akmal.
Baca Juga:Doddy Sudrajat Datang Tak Diundang Kerumah GalaSky,Hj.Faisal Marah:Itu Melanggar EtikaWarga Muara Enim Minta Kriminalisasi Titan Group
Tidak hanya itu, menurut Akmal masih ada ibu-ibu lain di luar sana yang direkrut oleh para bandar narkoba untuk melakukan aksi transaksinya.
“Ada kemungkinan karenakan jaringan, tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak lain yang terlibat,” kata dia.
“Mereka mencari objek-objek yang bisa jadi perantara dan itu terselubung. Mungkin mereka menganggap dengan memanfaatkan emak-emak, bisa mengelabui petugas,” jelasnya.
Diketahui, kasus penggagalan narkoba ini merupakan kasus dari perkembangan sebelumnya yang pernah diungkapkan sehingga dilakukan penyelidikan dari para pengedar tersebut.