Juventus bukan lagi salah satu dari 4 tim terbesar di Eropa. Mereka memang bermain di final Liga Champions setahun setelah Pogba pergi, tetapi sejak saat itu Bianconeri tak pernah menembus lebih jauh dari perempat-final.
Kemunduran mereka yang masih segar tapi terjadi begitu cepat sangat tergambarkan oleh fakta bahwa selama 3 musim terakhir Juve selalu dipermalukan di babak 16 besar oleh klub yang daya finansialnya lebih lemah: Lyon, Porto, dan VIllarreal.
Sehingga tak berlebihan untuk berkata bahwa kepergian Pogba adalah peristiwa signifikan dalam tergerusnya apa yang dahulu membuat Juventus begitu digdaya terutama di lini tengah.
Baca Juga:Gunung YamagamiBeri Pengalaman Nyata di Dunia Perbankan, BRI Buka Program Magang Kampus Merdeka
Tapi semua menyangka Pogba remaja cuma akan pelan-pelan diintegrasikan ke tim utama Si Nyonya Tua, setidaknya di musim pertama.
Namun, yang terjadi adalah Pogba sudah menjadi starter reguler begitu 2012/13 berakhir.
Bakat fisik naturalnya, teknik yang menawan, serta potensinya yang tak terbatas dapat dilihat dengan mata telanjang sejak sesi latihan pertama bareng nama-nama besar sepakbola.
“Dia masih muda, tapi kami bisa melihat bahwa dia spesial,” kata Pirlo kepada The Telegraph.
“Saya ingat betul GIanluigi Buffon menghampiri saya sambil ketawa dan berkata serius mereka melepasnya gratisan?!” pungkas Pirlo.(disway)