JAKARTA – ACT atau aksi cepat tanggap, melakukan klarifikasi lewan konferensi pers kemarin. ACT menyampaikan sejumlah bantahan terkait pemberitaan miring.
Klarifikasi itu disampaikan oleh ustadz Bobby Herwibowo sebagai anggota dewan pembina dari Yayasan Cepat Tanggap.
Disampaikan bahwa lembaga tersebut sudah berubah sejak Januari 2022 dan proses perbaikan sudah terjadi.
Baca Juga:Terkait Penyelewengan Dana Umat ACT, Wagub Riza Patria Sebut Ada Pimpinan Pemprov yang TerlibatSiaran Omni
“Diantaranya pemotongan gaji direksi sampai 50-70 persen,” kata Ustadz Bobby dalam keterangan pers, Senin, 5, Juli 2022.
Dijelaskan dalam keterangan tersebut, rata-rata operasional untuk gaji karyawan dari 2017 sampai dengan 2021 adalah 13,7 persen.
Mengenai kepatutannya seberapa banyak lembaga mengambil dana operasional, dijelaskan Ustadz Bobby bahwa lembaga zakat diperbolehkan diambil 1/8 atau 12,5 persen.
Tetapi, ACT bukan lembaga zakat. Apalagi yang dikelola donasi umum. Dari masyarakat, CSR dan dana umum lainnya.
“Kami memiliki 78 cabang di Indonesia dan 47 negara. Maka diperlukan dana operasional yang cukup besar dalam distribusi bantuan,” jelasnya.
Sehingga, sambung dia, patokannya bukan fasilitas dan gaji berapa. Karena itu, data-data yang sempat beredar kepada masyarakat, sifatnya tidak permanen.
“Terkait angka Rp250 juta, tidak tahu persis sumbernya dari mana,” tuturnya.
Baca Juga:Covid-19 di Jakarta Naik LagiDilarang Potong Rambut dan Kuku Jika Hendak Berkurban? Begini Penjelasan Buya Yahya
Disampaikan juga bahwa Ahyudin yang menjadi CEO, sudah 17 tahun memimpin lembaga. Karena itu, setelah Januari 2022 dilakukan perbaikan.
Selanjutnya diberi batas waktu 3 tahun kepengurusan. Boleh dipilih 2 periode. Untuk pembina 4 tahun satu periode. Boleh dipilih 2 periode. Sehingga lebih tertata dengan baik.
“Terkait dengan fasilitas lembaga, sejak masa transisi pada Januari sudah diturunkan dan dikurangi. Supaya dana lembaga fokus terhadap program,” tandasnya.
Dijelaskan juga bahwa fasilitas kendaraan untuk presiden dan dewan pembina, saat ini sudah dilakukan pengurangan-pengurangan.
Penurunan Fasilitas Sejak Januari 2022
“Ketua yayasan Innova. Innova lama. Ini pun sewaan. Untuk vice president, diberikan operasional Avanza atau Xpander,” tuturnya.
Ini pun, kata dia, bukan investaris lembaga, tetapi sewa kepada vendor. Sedangkan untuk pembelian Alphard, dibeli lembaga untuk memuliakan tamu. Sehingga lebih maksimal untuk melayani masyarakat.
“Perlu disampaikan bahwa tidak bermewah-mewah dengan uang lembaga. Dan terhitung sejak Januari, semua kendaraan tersebut sudah dijual,” tandasnya.
Menurut dia, ketika diberitakan sudah tidak ada kendaraannya, karena dijual di awal Bulan Februari.