Ketersediaan minyak goreng curah dipastikan akan hilang dari peredaran di pasaran. Hal ini yang sedang tuju seperti yang disampaikan Menteri Koodinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Opung Luhut, begitu ia kerap dipanggil, telah mewacanakan target peredaran minyak goreng curah akan memasuki ke tahap pembaruan.
Luhut memastikan minyak goreng curah tak akan tersedia lagi di pasaran secara bertahap.
Baca Juga:CSIS: Keberadaan KIB Strategis dan Menarik PerhatianSabrina Chairunnisa Diajak ML Seorang Pria, Deddy Corbuzier Naik Pitam
Katanya, minyak goreng curah yang saat ini beredar di pasaran dinilai kurang kurang bersih.
“Kami juga minta nanti secara bertahap tidak ada lagi minyak goreng curah, menuju kemasan sederhana, karena itu kurang higienis,” jelas Luhut saat hadir di Business Matching Program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR), di Legian, Badung, Bali, Jumat 10 Juni 2022 lalu.
Selama ini minyak goreng curah yang tersedia di pasaran dijual dengan harga cukup bervariatif.
Sementara itu, pihak pemerintah telah melakukan menentukan harga minyak goreng curah sesuai harga eceran tertinggi (HET), dengan harga termahal Rp 15.500 per liter.
Hanya saja, minyak goreng curah dengan harga tersebut sangat jarang ditemui di pasaran alias langka.
Luhut menyebut, upaya penghapusan minyak goreng curah di pasaran telah disetujui oleh para produsen.
“Itu yang sedang kami kerjakan dan banyak pengusaha yang akan melakukan hal itu dengan harga tetap,” tambah Luhut.
Baca Juga:Ayam MemeJelang Pemakaman, Yellow Notice Atas Nama Emmeril Khan Mumtadz Resmi Dicabut
Seperti diberitakan Disway.id, harga minyak goreng curah yang saat ini beredar menyentuh harga Rp 18.000 di Pasar Tomang, Jakarta Barat.
Para pedagang sembako kompak mengeluhkan tingginya harga minyak goreng curah saat ini.
“Untuk saat ini sih konsumen masih mengeluh harga minyak curah yang tinggi,” kata Yanto saat ditemui wartawan, Rabu, 1 Juni 2022.
Hal yang sama juga dikatan oleh Ratih, pembeli minyak goreng curah di Pasar Tomang Barat.
Menurutnya, harga minyak goreng curah Rp 18.000 per liter cukup memberatkan pembeli.
“Beratlah, apalagi kita menggoreng setiap hari,” protesnya.
Terkait hal itu, Yanto mengaku bahwa dinas terkait pernah melakukan pemeriksaan secara langsung ke pasar.
“Seluruh instansi pernah semua, hampir setiap minggu. Kadang-kadang sehari ada dua kunjungan,” ujar pria yang sudah 30 tahun jadi pedagang.