Kemudian, dilihat dari sisi harga sendiri, menurut Bambang, hampir di semua daerah harga cabe mengalami kenaikan tinggi di tingkat petani.
Ada yang mencapai Rp55 ribu per kilogram, ada yang mencapai Rp60 ribu, ada juga yang Rp65 ribu, bahkan ada yang mencapai Rp77 ribu. Walaupun ada juga beberapa daerah yang mulai turun, namun ada pula yang mengalami sedikit kenaikan.
Ketika ditanya apakah dengan kenaikan harga itu petani tertolong. Bambang menjelaskan bahwa itu tidak berpengaruh. Sebab, walaupun harga cabe mahal, namun produksi turun drastis. Sehingga menurutnya walaupun harga mahal namun pendapatan petani imbang-imbang saja. ” Tidak sepenuhnya menguntungkan petani,” ujarnya.
Baca Juga:Ini Dia Ibu Geraldine Penemu Jasad ErilAnggota DPRD Garut Bagikan Ribuan Butir Telur untuk Balita Stunting di Desa Wanaraja
Dalam kunjungan ke Garut ini, Bambang mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh petugas POPT ( Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman) di Indonesia.
“Kami pertama-tama mengucapkan terima kasih ya kepada petugas POPT yang secara tulus ikhlas mendampingi petani menyelamatkan tanamannya. Dan kepada para petani kami juga berharap moga-moga kontinyu secara terus-menerus mengamankan tanamanya,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bambang juga mengajak petani untuk menggunakan agen pengendali hayati (APH) dalam pengendalian hama penyakit.
“Jadi kita juga harus menjaga kesehatan masyarakat kita, konsumen-konsumen yang pembeli itu kan saudara-saudara kita. Jagan diberikan dari bahan kimia itu ada residu residunya nanti meracuni,” tutupnya.
Sementara itu Yusep Dani Abdillah, SPT., MP. Sub Koordinator Pengendalian OPT Dinas Pertanian Garut menjelaskan, bahwa akhir-akhir ini serangan hama penyakit meningkat tajam pada cabe.
” Laporan dari petugas POPT di lapangan melaporkan adanya terjadi peningkatan serangan hama dan penyakit,” ujarnya.
Hal itulah yang menurut Yusep menyebabkan komoditas cabe mengalami keniakan harga.
Baca Juga:Reses di Desa Wanajaya, Yudha Legislator Garut Serap Aspirasi Soal BPJS PBI dan InfrastrukturMemberi Makna Indonesia, Laba BUMN Tembus Rp126 Triliun, BRI Jadi Penyumbang Terbesar
Langkah yang dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Garut sendiri menurut Yusep, memberikan support berupa sarana prasarana seperti hand blower dan hand sprayer untuk mengendalikan hama penyakit.
” Mudah-mudahan serangan hama penyakit yang sekarang terjadi yang sedang meningkat neningkatnya bisa ditekan sehingga produksi tetap terjaga untuk keperluan terutama bulan depan menghadapi idul adha,” ujarnya.
Sementara itu Data OPT Tanaman Cabe yang berhasil diidentifikasi Dinas Pertanian Kabupaten Garut Periode 31 Mei 2022 antara lain: