GARUT – Serangan hama penyakit atau organisme pengganggu tanaman (OPT) menyerang tanaman cabe di semua daerah produsen cabe di Indonesia. Hal inilah yang kemudian berimbas besar terhadap harga cabe di pasaran.
Tingginya serangan OPT ini menjadi perhatian serius Kementerian Pertanian (Kementan). Sehingga gerakan besar pun dilakukan dalam rangka mengendalikan serangan OPT tersebut.
Pada hari ini, Sabtu (11/6/22), seluruh jajaran Kementerian Pertanian dikerahkan terjun ke sejumlah daerah. Temasuk di Kabupaten Garut pada hari ini dikunjungi langsung oleh Ir. Bambang Sugiharto, M.Eng.Sc. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (PPHH). Yang ditugaskan khusus untuk mendampingi kegiatan Gerdal di Garut.
Baca Juga:Ini Dia Ibu Geraldine Penemu Jasad ErilAnggota DPRD Garut Bagikan Ribuan Butir Telur untuk Balita Stunting di Desa Wanaraja
” Jadi begini, kita kan mengamati ya bahwa harga cabe ini naik terus. Ternyata setelah kita teliti lebih dalam penyebabnya itu memang suplay cabe itu berkurang, karena ada penyakit ada antraknosa sehingga mengurangi suplay cabe petani,” ujarnya ketika diawawancarai di Desa Padaawas, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut.
” Itulah sebabnya kita dari direktorat Jenderal Hortikultura, turun full team, all out. Apapun background-nya, semua turun untuk melakukan gerakan pengendalian hama cabe, OPT cabe agar serangan-serangan itu bisa dikurangi,” tambahnya.
Sehingga harapannya, dengan pengendalian hama penyakit ini bisa mengendalikan harga cabe menjadi harga yang wajar.
Lebih jauh Bambang menjelaskan bahwa serangan hama penyakit pada cabe ini hampir merata di seluruh daerah produsen cabe. Mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
” Karena memang ini aneh ya, ini hujannya kan tinggi terus ya. Padahal sudah ada kemarau-kemarau tapi hujan terus. Nah inilah hujan di satu sisi membawa kesuburan tapi di sisi lain juga menyuburkan OPT OPT tadi,” katanya.
Namun demikian, Bambang bersyukur, serangan hama penyakit di Kabupaten Garut ini terbilang masih terkendali. Sehingga diharapkan Kabupaten Garut ini menjadi daerah penyelamat khususnya untuk memasok kebutuhan di Jabodetabek.
Tidak seperti daerah lain yang seranganya sangat tinggi sehingga suplay cabe dari petani turun drastis.
Baca Juga:Reses di Desa Wanajaya, Yudha Legislator Garut Serap Aspirasi Soal BPJS PBI dan InfrastrukturMemberi Makna Indonesia, Laba BUMN Tembus Rp126 Triliun, BRI Jadi Penyumbang Terbesar
Bahkan ada beberapa daerah seperti di Bogor, serangannya sangat tinggi dan menyebabkan kerusakan 60 persen pada cabe. Dari 60 persen yang diserang penyakit antraknosa itu tidak bisa dipanen.